Aneh
seorang guru yang mengajarkan norma dan aturan sosial kepada
murid-muridnya, bagaimana bisa menjadi seorang pelacur yang
jelas-jelas menentang semua norma yang ia ajarkan, apakah karena
alasan ekonomi atau masalah kebutuhan akan seks yang menyebabkan ini
terjadi mari kita ikuti kisah berikut ini.
Juni
Rosa permepuan berumur 31 tahun mempunyai pekerjaan sebagai seorang
guru di sekolah swasta ternama di Surabaya. Rosa telah menikah dengan
pria bernama Suhendra yang pekerjaannya adalah teknisi di pengeboran
minyak lepas pantai milik perusahaan asing yang hanya bisa pulang 5-6
bulan sekali.
Rosa
bertekad memulai profesinya sebagai High Class Call Girl saat ia tahu
melihat bukti bahwa suaminya main belakang, selama bekerja di lepas
pantai Suhendra suka membawa gadis-gadis nakal. Hal ini ia ketahui
dari teman suaminya yang mempunyai dendam terhadapa suaminya, teman
suaminya itu menunjukan beberapa foto hasil jepretannya sendiri yang
berisikan foto suaminya sedang memluk dan mencium mesra gadis-gadis
nakal.
Rosa
memulai kariernya di bidang pelacuran kelas tinggi dengan memasang
sebuah iklan di koran, begini bunyi iklannya “Massage Maria, cantik
dan berpengalaman menerima panggilan hub. 0812160700X “, dengan
nama samaran Maria maka dimulailah petualangan terlarang Bu guru kita
ini.
SMS
mulai mengalir ke handphone Rosa yang berisikan panggilan panggilan
tapi ada juga SMS yang berisikan kalimat-kalimat porno, Rosa tidak
menanggapi semua SMS itu karena hal itu akan membuang waktu saja
begitu juga dengan percakapan dengan calon-calon kliennya semua gagal
mencapai kata sepakat. Karena harga yang ditetapkan oleh Rosa sangat
tinggi yaitu 1,5 juta sekali datang, tentu saja jarang yang berani
memboking Rosa.
Sampai
suatu saat ada panggilan HP yang masuk saat ia mengajar di
kelasnya
“Permisi
anak-anak ibu mau terima telpon dulu jangan ramai ya!”kemudian Rosa
berjalan keluar kelas dan menerima panggilan itu.
“Hallo
Maria? ” terdengar suara berat seorang lelaki0
“Ya
dengan siapa Pak? “
“Berapa
tarif kamu semalam? “
“1,5
juta bayar di muka, tidak kurang dari itu “
“Ok
done deal, kita ketemu di Kafe Bon Ami, Darmo Selatan jam 18.30 nanti
malam sampai disana langsung miss call aku ya bye ..tut tut
tut”
Dalam
hati Rosa merasa berdebar dan aneh karena ini adalah pertama kalinya
ia akan mendapatkan panggilan serius dan anehnya orang tersebut tidak
menawar harga yang ia ajukan, Rosa termenung memikirkan telepon yang
baru saja ia terima sampai seorang muridnya menegur
“Bu,
Ibu sakit ya? ” tanya seorang muridnya
“Oh
nggak apa-apa kok, ayo masuk lagi” sambil memegang pundak
muridnya
Setelah
selesai mengajar Rosa segera pulang dan mempersiapkan diri, ia mandi
dan berdandan secantik mungkin tapi tidak menor, dengan mengenakan
gaun malam warna hitam yang anggun, Rosa berangkat ke Bon Ami
menggunakan taksi.
Rasa
berdebar semakin menjadi saat ia memasuki kafe dan dengan tangan
sedikit gemetar ia memanggil no. HP lelaki yang tadi siang
menelponnya segera saja terdengar bunyi handphone di pojok ruangan
yang rupanya sengaja di taruh di atas meja oleh pemiliknya.
Mata
Rosa memandang ke arah sumber bunyi tersebut dan melihat lelaki
berumur 45 tahun keturunan cina dengan pakaian necis dan berkacamata
minus yang melambaikan tangan seolah olah sudah mengenal dirinya
“Hi
Maria, silahkan duduk disini “
Ujar
lelaki itu sambil berdiri menjabat tangan Maria yang tak lain adalah
nama samaran Rosa.
“Ok
kita makan dulu atau langsung pergi nih? ” tanya lelaki itu.
“Kita
bisa langsung pergi setelah pembayaran di lakukan ” ujar Rosa
ketus
“Wow
santai saja non jangan takut ini aku bayar sekarang “
Sebuah
amplop coklat disodorkan dan langsung di buka dan dihitung oleh
Rosa
“Ok
1,5 juta kita berangkat, omong omong nama bapak siapa ” tanya
Rosa
“Teman-teman
memanggil aku A Cun, yuk berangkat “
A
Cun menggandeng tangan Rosa dengan mesra seperti istrinya
sendiri.
Dengan
menggunakan mercy new eyes, A Cun membawa Rosa meninggalkan kafe
dengan santai tapi pasti mobil dibawa menuju ke arah daerah perumahan
elit di daerah Dharmahusada. Ketika sampai di depan sebuah rumah
mewah dengan pagar tinggi A Cun membunyikan klaksonnya, pagar besi
itu terbuka secara otomatis meskipun tidak tampak orang di halaman
rumah mewah itu, setelah mobil masuk sampai di teras rumah seseorang
dengan seragam batik berlari kecil menghampiri mobil.
“Selamat
datang Koh A Cun “sambil membukakan pintu mobil.
“Yang
lainnya sudah pada kumpul toh, Yok? ” tanya Koh A Cun pada lelaki
berseragam itu
“Sudah
Pak, silahkan Pak ” kata petugas yang bernama Yoyok ini .
Mobil
A Cun segera dibawa untuk di parkir oleh yoyok yang rupanya bertugas
sebagai valet service. Acun dan Rosa langsung masuk ke dalam rumah
mewah itu
“Ini
rumah Koh A Cun ” tanya Rosa kagum melihat ruang tamu yang besar
dan dipenuhi barang mewah
“Oh
bukan, ini rumah perkumpulan semacam klub bagi kami untuk melepas
kepenatan” ucap Koh Acun seraya membuka pintu ruang tengah yang di
dalamnya berisi 3 orang lelaki dan 3 perempuan.
Di
ruangan itu tersedia 5 kasur king size, 2 meja biliard, 3 set sofa
mewah dan sebuah mini bar yang tertata apik serasi dengan ruang yang
relatif besar itu, dari suasana ruangan sudah dapat diperkirakan
bahwa ruangan ini sering di pakai sebagai ajang maksiat .
“Hoi
Cun, lama sekali kamu, dapet barang baru ya?” tanya seorang lelaki
cina berumur 56 tahun yang di panggil Koh A Liong.
“Ah
nggak enak ah ngomong gitu di depan orang ” elak A Cun
“Koh
A Cun, mending kamu kasih Mbak ini buat aku saja, kamu pake saja
salah satu SPG yang aku bawa” ucap lelaki berbadan gemuk besar dan
berkulit sawo matang yang dipanggil dengan panggilan Pak Angkoro.
A
Cun mengamati SPG yang ditawarkan padanya, diantara tiga SPG itu ada
satu yang paling menarik hatinya yaitu Lyvia Go. SPG berumur 21 tahun
berdarah cina dengan tinggi 168 cm dan berat 48 kg berwajah mirip
Ineke, dengan penampilannya yang mengenakan rok super mini dengan
atasan kemeja ketat nan tipis membuat A Cun tak mampu menolak tawaran
Pak Angkoro
“Ok
deh, Pak Angkoro boleh ambil Maria, saya pinjam Lyvia ” sahut acun
sambil langsung menarik pinggang Lyvia dan mereka berdua melakukan
deep kissing yang sangat panas sampai terdengar lenguhan lenguhan
nafas mereka.
Lyvia
yang diciumi dengan ganas segera membalas ciuman itu sambil membuka
kancing kemejanya yang seakan tak muat menampung payudaranya yang
montok. Dengan rakus Koh A Cun memelorotkan BH Lyvia dan menghisap
puting berwarna coklat muda itu, sambil bercumbu tangan Koh Acun
bergerak melingkar pinggang Lyvia dan melepas kait rok mini dan
meloloskan rok itu turun sehingga kini Lyvia Go hanya mengenakan BH
yang sudah tidak menutupi payudaranya dan sebuah celana dalam berwana
putih berenda tipis yang sangat seksi sekali melekat di tubuhnya yang
putih bak mutiara.
Dengan
sekali angkat tubuh Lyvia Go dibawa Koh ACun menuju ranjang terdekat,
lalu menelentangkannya sambil meloloskan celana dalam seksi itu dari
tempatnya sehingga tampaklah kemaluan Lyvia yang sudah dicukur
bersih, tanpa membuang waktu A Cun segera menjilat dan menusuk
nusukkan lidahnya ke dalam vagina Lyvia yang diikuti dengan erangan
nikmat dari Lyvia.
“Ahh,
aduh enak Koh, dasyat aargh “
“Enak
ya Go? Kamu sudah berapa kali ngeseks selama jadi SPG ” tanya A Cun
sambil mengocok vagina Lyvia dengan dua jari sambil terkadang
menggosok kelentit mungil itu dengan jempolnya.
“Ini
yang ke tu..juh aah hi hi hi aduh geli Koh “
“Yang
pertama ama siapa ” selidik A Cun mencari cari daerah g-spot dengan
ujung jarinya
“Yang
pertamaa, aduh yah yah aauh disitu Koh enak, yang pertama sama Pak
Angkoro di WC showroom aah”
Untuk
mengakhiri pemanasan ini maka A Cun menempelkan lidahnya di kelentit
Lyvia, kemudian menggeleng-gelengkan dan memutar-mutar kepalanya
dengan lidah tetap menempel di kelentit. Menerima rangsangan dasyat
itu tubuh Lyvia melengkung bagai busur panah yang siap melesatkan
anak panahnya.
“Aduh
Koh A Cun, aargh masukin sekarang Koh jangan siksa aku lebih lama
lagi hm? “.
Melihat
Lyvia sudah terangsang berat maka Koh A Cun segera menghentikan
permainan oralnya dan melepas bajunya sendiri dengan cepat, Lyvia
yang melihat Koh A Cun melepas bajunya kagum melihat badan Koh Acun
yang berotot, dadanya yang bidang dan perutnya yang terbagi 8 kotak
sangat seksi di mata Lyvia yang biasanya melayani Pak Angkoro yang
gendut. Semakin bernafsu untuk segera bersetubuh maka Lyvia Go
membantu melepas celana Koh A Cun dan betapa kagetnya Lyvia Go ketika
celana itu merosot langsung nongol benda sepanjang 16.5 cm (wah
ternyata Koh A Cun tidak pakai celana dalam loh, tapi dengan tidak
memakai celana dalam juga sangat baik bagi kesuburan pria kata Pak
dokter).
Dengan
posisi kaki yang di buka lebar lebar, Lyvia menanti Koh Acun sambil
tangan kanannya menggosok gosok klitorisnya sendiri, Koh Acun
mengambil posisi di tengah tengah kaki Lyvia yang terbuka lebar dan
mengarahkan penisnya di muka pintu gerbang kewanitaan Lyvia
“Aku
masukin ya Lyv?”
“Sini
kubantu Koh ” Lyvia memegang penis A Cun dan mengarahkannya ke
liang senggamanya
“Seret
banget ya Lyv, jadi susah masuk nih”
“Koh
jangan bercanda melulu ah, kapan masuknya?”
“Ya
udah nih rasain Lyv”
“Aauh
aah aah pelan dikit Koh “
Akhirnya
pelan tapi selamat, penis Koh A Cun amblas ke dalam vagina Lyvia dan
permainan kuda kudaan khusus dewasapun dimulai, Koh A Cun memaju
mundurkan pantatnya dengan tempo sedang sambil memegang kedua betis
Lyvia sebagai tumpuan tangannya .
Beralih
ke ibu guru kita yaitu Rosa Maria yang cuma bengong melihat permainan
permainan liar di sekelilingnya.
“Wah
suasananya panas ya? ” Pak Angkoro menegur Rosa Maria yang
bengong
“Ah
nggak juga Pak, kan ada AC” balas Rosa risih
“Nggak
panas gimana, coba kamu lihat orang orang itu pada telanjang ngapain
coba?”
“Eeng
eeng gimana ya Pak “
“Eng
eng eng apa, ayo lepas bajumu, kamukan sudah di bayar toh? “
Rosa
merasa harga dirinya diinjak-injak, di dalam hati Rosa Maria berkata
“Aku adalah seorang guru yang dihormati dan disegani oleh anak
didik dan rekan sekerjaku kenapa demi dendam pada suami aku harus
menjerumuskan diriku ke dalam lembah nista tapi sudah terlambat”,
air mata mulai menetes di pipi Rosa.
“Wah,
kok malah nangis iki piye? Waduh!!” Pak Angkoro mengelus-elus
perutnya yang besar karena bingung.
“Nggak
Pak, ayo kita mulai aja permainan ini ” Rosa mengusap air
matanya.
“Ya
gitu dong, itu baru semangat profesional jangan nangis lagi ya “
Rosa
membuka gaun malamnya dengan pedih dan rasa hampa, demikian juga Pak
Angkoro beliau membuka seluruh pakaiannya memperlihatkan tubuhnya
yang gemuk dan hitam.
“Sini
Ros, bapak akan membuat kamu melayang layang ” pangil Pak
Angkoro
Rosa
yang masih malu dan canggung menutup tubuhnya yang bugil dengan
tangannya sedapat mungkin sambil melangkah ke arah Pak Angkoro
“Wah
kok malu malu gitu, jangan kuatir Ros bapak nggak akan kasar kasar
sama kamu “, Pak Angkoro memandang tubuh Rosa dari atas ke bawah.
Jakunnya naik turun memandang tubuh Rosa yang menggiurkan, kulitnya
yang kuning langsat bagai kulit putri kraton meskipun tidak seputih
Lyvia tapi pancaran erotik dari mata Rosa bagai sinar pancasona
pusaka tanah jawa. Dan cara gerak Rosa Maria sungguh membangkitkan
gairah, keayuan khas gadis jawa terpancar dari setiap lekuk tubuhnya
dan terutama payudaranya yang berwarna kuning gading sungguh
mengundang birahi lelaki manapun yang melihatnya.
Dengan
lembut Pak Angkoro meletakan kedua telapak tangannya di atas payudara
Rosa dan mulai memijat lembut sambil perlahan ia melekatkan bibirnya
ke bibir Rosa yang sensual di lumatnya bibir Rosa, semakin lama
semakin panas sampai kedua tubuh itu seolah menjadi satu, Pak Angkoro
melingkarkan tangannya ke pinggang Rosa dan menariknya sampai lekat
pada tubuhnya dan mencumbu Rosa dengan penuh nafsu. Dihisap dan
dimasukannya lidahnya kedalam relung relung mulut Rosa sehingga mau
tak mau Rosa membalas pagutan-pagutan liar itu.
Hasrat
kewanitan Rosa benar-benar dibangkitkan oleh Pak Angkoro yang berlaku
seperti kuda jantan dan mendominasi seriap permainan ini. Rosa mulai
merasakan hawa panas naik dari dadanya ke ubun-ubun yang membuat Rosa
semakin tak berdaya melawan hawa maksiat yang begitu kental dalam
ruangan ini sehingga akhirnya Rosapun terlarut dalam hawa maksiat
itu.
“Ros
aku minta dioral dong ” sambil menyodorkan penis hitamnya yang
berdiameter 5 cm dengan panjang 14 cm.
“Nggak
ah Pak, jijik saya! ih! “
“Wah
kamu kudu profesional Ros, kalau kerja jangan setengah-setengah gitu
dong, gini aja kamu tak oral kalau sampai kamu orgasme berarti kamu
kudu ngoral aku yah? “
Belum
sempat Rosa menjawab Pak Angkoro telah menyelusupkan kepala
diselangkangan Rosa dan mulai melancarkan segala jurus simpanannya
mulai dari jilat, tusuk sampai jurus blender yang memnyapu rata
seluruh dinding permukaan vagina Rosa sehingga dalam waktu 7 menit
Rosa sudah di buat kejang-kejang.
“Oooh
Pak oouh oh pa..ak” Rosa meregangkan ototnya sampai batas
maksimal.
“Tuh
kamu udah orgasme, nggak bisa bohong sekarang giliranmu” ucap Pak
Angkoro senang
Pak
Angkoro menarik kepala Rosa dengan tangan kirinya sementara tangan
kanannya memegang penisnya sendiri sambil mengocok ringan, setelah
mulut Rosa dalam jangkauan tembak Pak Angkoro segera menjejalkan
penisnya ke dalam mulut Rosa
“Ayo
dong Rosa” Pak Angkoro menyuapkan penisnya seperti menyuapkan
makanan pada anak kecil, setelah penisnya berada dalam mulut Rosa
maka dengan menjambak rambut Rosa Pak Angkoro memaju mundurkan kepala
Rosa
“Ehm
ehm Pak Angko.. ehm ehm” Rosa berusaha berbicara tapi malah
tersenggal senggal
“Udah
diam aja deh Ros jangan banyak bicara emut!”
Setelah
lima menit berjalan Rosa akhirnya secara mandiri mengulum ujung penis
Pak Angkoro, sementara tangannya mengocok dengan kasar pangkal penis
Pak Angkoro.
“Yes
gitu Ros, wah kamu lebih hebat dari istriku loh, mau gak kamu jadi
gundikku?” Pak Angkoro berbicara ngawur karena keenakan dioral
Rosa. Merasa jenuh dengan permainan oral akhirnya Rosa meminta untuk
bercinta.
“Udahan
dong Pak, kita ngesks yang bener aja ya?” tanya Rosa dengan
halus
“Ok,
kamu yang minta loh”
Pak
Angkoro menarik Rosa yang tadinya mengoral dia dalam posisi jongkok
menuju meja biliard dan menyuruh Rosa menumpukan kedua tangannya
menghadap meja bilirad sementara Pak Angkoro yang berada di belakang
Rosa mengatur posisi sodokan perdananya.
“Ros
nungging dikit dong, ya gitu sip!” Pak Angkoro mengelus pantat Rosa
yang bahenol kemudian mengarahkan senjatanya ke vagina Rosa.
“Aaouh
Pak Angkoro, pelan Pak sakit penisnya bapak sih kegedean ” ucap
Rosa setengah meledek.
“Wah
kamu itu muji apa menghina Ros? mungkin vaginamu yang kekecilan Ros”
Pak Angkoro membalas ejekan rosa dengan menarik pinggul Rosa ke
belakang secara cepat maka amblaslah seluruh penis Pak Angkoro.
“Auuw
gede banget, aauw aah ” Rosa mulai menggoyang pinggulnya berusaha
menyeimbangi goyangan Pak Angkoro
Pak
Angkoro membenamkan penisnya dalam-dalam dengan menarik pinggul Rosa
kebelakang, dengan penis masih tertancap di vagina Rosa kemudian Pak
Angkoro memutar pinggulnya membentuk lingkaran sehingga penis yang
didalam vagina Rosa menggencet dan menggesek setiap syaraf syaraf
nikmat di dinding vagina .
“Aauh,
Rosa keluar ahh” Rosa mengalami orgasme yang menyebabkan setiap
otot di tubuh Rosa mengencang sehingga tubuhnya kelojotan tidak
terkendali.
“Loh
Ros, kok sudah KO, belum 10 menit kok udah orgasme wah ini kalau
cowok namanya edi, ejakulasi dini kalau kamu berarti menderita odi
orgasme dini, ayo terusin sampai aku keluar juga “
Pak
Angkoro mengganti posisi bersenggama dengan mengangkat tubuh Rosa dan
menidurkannya di meja biliard. Kemudian kaki rosa dibentangkan oleh
Pak angkoro lebar-lebar dan dengan kekuatan penuh penis besar itu
menerjang mendobrak pintu kewanitaan Rosa, sampai-sampai klitorisnya
ikut tertarik masuk, Rosa yang masih dalam keadaan orgasme makin
menggila menerima sodokan itu sehingga secara refleks rosa mencakar
bahu Pak angkoro.
“Oouchh
Rosa kamu ini apa-apaan sih, kok main cakar-cakaran segala?”
“Oouh
aash sorry, abis rosa nggak tahan sih ama sodokannya Mas yang begitu
perkasa” bujuk rosa agar Pak angkoro tidak marah.
“Jangan
cakar lagi ya, kalo tidak rasain ini” Pak Angkoro menggigit puting
Rosa dengan lembut tapi sedikit menyakitkan.
“Aauw
nakal deh” ucap rosa sambil menggoyangkan pinggulnya sendiri agar
penis Pak Angkoro tetap menggesek dinding vaginanya.
Dalam
waktu singkat Rosa yang mula-mula seorang guru telah berevolusi
menjadi pelacur kelas tinggi yang benar benar profesional baik dari
kebinalan maupun ucapannya, semua sudah berubah Rosa kini benar benar
seorang pelacur sejati.
0 komentar:
Posting Komentar