Setelah
aku mengenal kehidupan di atas ranjang bersama gadisku Nani, yaitu
gadis adik ipar induk semangku yang juga temanku sekantor di tempat
kostku maka setiap kesempatanku hanya berdua di rumah selalu hanya
gejolak birahi memenuhi hari-hariku bersama Nani. Kenikmatan
bersetubuh dapat kulakukan bersama seakan tiada puasnya karena terus
berulang dan berulang lagiberdua di rumah.
Cerita
ini sebagai akumulasi fantasiku bila mengingat saat dulu
menggaulinya, rutinitas kegiatanku jika kesempatan hanya berdua
dengan Nani kuperoleh, terutama saat hari libur, seolah temanku
memberikan kesempatan dengan leluasa kepadaku untuk hal ini,
kebetulan dia kalau hari libur mengajak keluarganya menginap di rumah
saudaranya, dan Nani tidak ikut jadi yah apalagi yang dapat aku
perbuat kecuali romantisme di atas ranjang. Hubunganku bak pasangan
suami istri yang sedang mesra-mesranya.
Kebetulan
hari itu hari libur, temanku pagi-pagi sekali sudah berkemas bersama
istri dan anaknya berangkat menuju ke rumah saudaranya ketika aku
masih belum keluar kamar, sementara aku masih malas-malasan di kamar
namun kudengar suara akan keberangkatannya. Setelah suasana senyap,
kucoba untuk melihat keluar kamar dan ternyata sepi sedang Nani juga
tampaknyamasih belum bangun dari tidurnya. Kupikir ini saat yang
nikmat pagi-pagi untuk kembali menyetubuhinya, mengingat sudah lima
hari dari Senin sampai Jumat kesempatan itu tertunda karena temanku
dan istrinya berada di rumah, sedang mau nyolong kesempatan rasanya
agaksulit.
Aku
segera menuju kamar Nani menyelusup ke lehernya, mencium dan
menggigit-gigit kecil untuk membangunkan Nani. Sebetulnya Nani
sendiri sepertinya sudah terbangun sejak tadi, cuma masih malas
membuka mata. Ia memelukku erat-erat, menyebut juga dirinya sebagai
dan mulai menggelinjang sambil tertawa kecil. Berarti aku juga
sebagai suaminya dalamkehidupan yang sudah seranjang atau samen leven
di rumah kost.
Di
pagi dengan udara yang masih sejuk, aku demikian bernafsu untuk
menggumulinya. Pagi itu kulihat posisi tidurnya seakan dia sengaja
sehingga kembali dada Nani yang subur dan kenyal segar itu
terpampang. Cepat-cepat Aku menelusuri bulatan sintal yang
menggairahkan itu dengan hidung dan mulutku. Hmm.. tambah nikmat jika
kecupanku tanpa penghalang seperti ini.
"Sengaja
Mama harapkan Papa nyusul ke sini, mumpung kita tinggal berduaan,"
katanya sambil senyum dengan matanya yang masih mengatup ketika aku
naik ke atas ranjangnya.
"Papa
mau ngerasain buah dada hangat Mama waktu pagi begini," sambutku
saat mulai mengecup putingnya yang sudah terbuka.
"Yang
nikmat Sayang, pelan-pelan nyedotnya, yaa.." bisik Nani sambil
menggelinjang, seolah dia membimbing bayinya yang sedang bernafsu
akan menyusui puting buah dadanya.
Aku
menjulurkan lidahku, menelusuri lembah diantara dua payudara Nani.
Aku naik ke bagian atas, melingkari wilayah bulat coklat hitam di
pangkal puting Nani. "Aah.. geli, Yang.." desah Nani,
tetapi sama sekali tidak bermaksud memprotes. Aku berputar-putar lagi
di tempat yang sama, dengan takjub melihat puting yang tadinya
tergolek lemah kini perlahan menegak tegang. Setelah tegak
sepenuhnya, tak tahan lagi, aku memasukkan puting itu ke mulutku.
Pelan-pelan kusedot daging kenyal hangat itu. "Aah.. geli
sekali, Yaang.." erang Nani, sama sekali tidak memprotes,
melainkan justru bermaksud menambah semangat suaminya.
Dalam
sekejap puting kiri Nani sudah basah dan berdenyut hangat. Apalagi
Aku juga kadang-kadangmemainkan putingnya di dalam mulut,
menekan-nekan puting itu ke kiri dan ke kanan. "Yang satu lagi
ngiri, Yaang.." desah Nani gelisah, sambil dia meremas,
merangsang sendiri payudaranyayang sebelah kanan, untuk membangkitkan
puting buah dadanya yang juga mulai menegang.
Aku
melepaskan mulutku dari payudara kiri, berpindah cepat ke payudara
kanan. Nani mengerang keras, menggelinjang gelisah, karena tanganku
kini meremas payudara kiri yang untuk menggantikan mulutku sambil
memberi pelintiran lembut pada putingnya yang tegak. Kini kedua bukit
gairah sensual itu terasa geli belaka. Sambil mendesis dan mendecap
seperti orangkepedasan, Nani memejamkan matanya, menikmati sensasi
luar biasa di pagi yang segar ini.
Aku
sangat mudah terangsang kalau bersentuhan dengan payudara istriku
ini. Rasanya seperti tidak pernah puas walau setiap kali menggairahi
Nani, terasa dalam buaian wanita yang memberinya buah dada penuh
pesona. Naluriku sebagai lelaki begitu bergejolak. Buah dada wanita
adalah bagian tubuh yang paling kelihatan sensual karena wanita
sendiri ternyata memberikan bagian yang menonjol itu untuk merangsang
lelaki. Apalagi suatu kemujuran bagiku dan mungkin sudah menjadi
keberuntunganku, begitu pertama aku mengenal indahnya tubuh wanita,
yang kudapatkan adalah Nani, seorang wanita yang mempunyai ukuran
payudara 36B, proporsional dengan bentuk anatomi tubuhnya yang
sempurna mulai dari tinggi badan, dada, perut, pinggul dan pahanya
demikian serasi yang tanpa rahasia lagi diantara aku dan Nani, kini
setiap saat dapat aku nikmati dalam kebugilannya dan kusetubuhi
dengan penuh birahi.
Ukuran
buah dadanya yang 36B itu boleh dibilang cocok untuk ukuran tubuh dan
pinggangnya yanglangsing. Memang indah tubuh istriku ini. Melihat
buah dadanya yang telah terbuka lebar itu, dengan tidak sabarnya aku
mulai meremas dan menciumi buah dadanya yang belum pernah dijamah
oleh siapa pun. Dengan segenap ketulusannya Nani membagi birahi
denganku, sengaja dia menelentangkan tubuhnya, dengan posisi
membentangkan tangannya di atas kepala untuk menyerahkan sepenuhnya
kedua daging payudaranya untuk kugagahi sepuasnya sebagai suaminya,
sehingga dadanya lebih bebas terbuka dan aku lebih bergairah
mencumbunya.
Aku
mengangkat badannya, naik menjelajahi bukit payudara yang menjulang
penuh, menggunduk dan menantang itu dengan gairah yang semakin
membara. Lalu satu tanganku merayap turun sambil membawa serta daster
istriku. Sekali tarik, daster itu lolos dari kedua kaki Nani,
sehingga kini tinggal celana dalam ketat lagi transparan yang
membungkus bagian selangkangan tempat di mana telah sering memberikan
nikmatnya persetubuhanku berkali-kali.
Aku
menelusupkan tanganku ke bawah, meraih selangkangan Nani yang dengan
senang hati membuka memberi jalan. "Aaah.. hhmm!" Nani
mengerang keras ketika jari tengahku masuk diantara dua bibir
kenikmatan birahinya. Nani seolah dibuai oleh gejolak kenikmatan seks
bertubi-tubi, yaitu dari buah dada dan liang senggamanya.
Sambil
terus mengulum, menyedot dan menggigit payudara serta putingnya, aku
mengelus-elus lembut lembah cinta istriku yang mulai basah.
Sekali-sekali ujung jariku memutar-mutar di atas bibir kenikmatan
perempuan ini, terselip di pojok atas bibir kewanitaannya. Nani
mengerang-erang semakin keras dan semakin gelisah.
"Kaosnya
dong Yaang.. dibuka.." desah Nani sambil mulai menarik baju kaos
yang kukenakan. Cukup susah melakukan hal itu karena aku tidak mau
lepas dari dada dan selangkangan istriku. Tetapi dasar Nani namanya
kalau sudah tersengat birahinya tidak kurang akal membuka baju
suaminya tanpa mau kehilangan momen kenikmatan barang
sedetik.
"Papa,
aku kulum penismu, Yaang.." permintaan Nani, nafasnya memburu
ingin segera menciumi kejantananku. Aku menurutinya dan segera berdua
bisa saling hisap, saling kulum, saling sedot, penuh gairah dan penuh
rasa gelora birahi yang tak terkira. Nani mengerang-erang dengan
mulut dipenuhi kejantananku. Aku mendesah-desah sambil menenggelamkan
wajahku diantara dua paha mulus Nani. Decap kecipak mulutnya dan
desah selagi mengemot kejantananku terdengar ramai, erotis
sekali.
Tidak
lama kemudian, aku berdua tak kuasa menahan lagi untuk saling
meneruskan posisi ini. Nani menelentang dan membuka kedua pahanya
lebar-lebar memberikan bibir kewanitaannya. Aku mengangkat tubuhku
dalam posisi push up di atas tubuh istriku dan mulailaHPersetubuhan
yang penuh tumpahan gejolak birahi. Lalu dengan tangan Nani,
dituntunlah kejantananku yang tegak menekan dalam-dalam ke gerbang
birahi kewanitaannya.
"Yaang..
masuknya masih belum pas.. eehh.. yah.. heehh.."
"Aah!"
Nani menjerit sambil memejamkan matanya erat-erat tanda kejantanan
suami yang kenyal ini amblas masuk, langsung menyentuh sarang
kenikmatan kelaminnya, langsung menuju saat orgasmenya.
Sambil
bertumpu di kedua siku, aku menenggelamkan wajahku di leher Nani yang
sudah dibasahi keringat. Sambil mencium dan menggigit-gigit kecil,
aku mulai menggenjot, mengeluar-masukkan kejantananku penuh semangat.
Nani mengangkat kedua kakinya, memeluk pinggangku erat-erat, mengunci
tubuh yang juga sudah berkeringat itu kuat-kuat. Perjalanan menuju
puncak birahi."Ah.. yang keras, Yang! uuhh.." desah Nani,
merasakan orgasmenya sudah tiba, dan ia ingin digenjot
sekeras-kerasnya.
Aku
menekan lebih keras lagi, sampai kadang-kadang ranjang seperti
bergeser diterjang tubuhnya. Pangkal kejantananku membentur lingkar
bibir kewanitaan Nani yang sedang berdenyut-denyut mempersiapkan
ledakanku. "Aah!" Nani menjerit merasakan ledakan pertama
menyeruak dari dalam tubuhnya, "Nggak tahan, Yang.. aah! hh..
Yaang.."
Aku
terus menekan dan menghujam, karena aku sendiri juga sudah ingin
meledak rasanya. Seluruh perasaanku seperti ingin tumpah ruah
sesegera mungkin. Apalagi otot-otot kenyal di kewanitaan istriku kini
mencekal dan mengempot erat, seperti meremas-remas dan mengurut-urut
kejantananku. Aku juga tidak tahan lagi. "Uuuh!" aku itu
menggeram sambil menggenjot keras-keras.
"Ah..
ah.. ah.. ah..!" Nani mengerang setiap kali genjotan maha
dahsyat itu menerjang tubuhnya."Aah!" Aku mengerang keras,
menancapkan dalam-dalam kejantananku dan bertahan menikmati indahnya
persetubuhanku, ketika denyutan ejakulasi melanda seluruh
tubuhku.
"Oooh..
Oooh.. Oooh.." Nani mendesah panjang saat merasakan air spermaku
menumpahkan sejutakenikmatan di dalam liang kewanitaannya untuk yang
kesekian kali setiap kali aku dan Nani bersenggama.
Senggama
pagi yang panas ini benar-benar sangat bergairah, sehingga setelah
mencapai puncak. Aku terjerembab nikmat di atas tubuh telanjang
istriku. Nani tersengal menahan tubuhku, dan menelentang tak
berdaya.
Aku
mulai bangkit meninggalkan ranjang untuk mandi sementara Nani masih
tinggal tergolek telanjang di tempat tidur beberapa lama lagi,
memejamkan mata, merasakan dan membiarkan cairan kenikmatan cinta
dari alat kelamin kami berdua perlahan-lahan menyatu meresap turun
menjalar dan membasah juga tidak tahan lagi, sementara keringat
kenikmatan kami berdua seakan mengalir dengan deras.
Aku
mulai bangkit meninggalkan ranjang untuk mandi sementara Nani masih
tinggal tergolek telanjang di tempat tidur beberapa lama lagi,
memejamkan mata, merasakan dan membiarkan cairan kenikmatan cinta
dari alat kelamin kami berdua perlahan-lahan menyatu meresap turun
menjalar.
"Papa
mau yang ketiga..?"
"Emangnya
apa Ma..?"
"Yah..
Nanti lagi.."
"Menu
ketiganya emang apa Ma?" tanyaku.
"Papa
mau apa terserah pinginnya yang gimana, he.. hee.. he.." Nani
ketawa bercanda.
Pengalamanku
ke 2 yang lalu sebenarnya masih ada sisipan beberapa kejadian yang
belum kuceritakan tentang awal kedekatanku dengan Nani gadis kampung
itu akibat di rumah kost tempatku menumpang, sedang ditinggal kakak
Nani sekaligus induk semangku.
Setelah
kurang lebih satu tahun aku tinggal bersama keluarga temanku itu,
suatu saat mereka sekeluarga pergi ke kampung kecuali Nani yang
kebetulan masih tinggal untuk menemaniku. Sejak bertemu Nani, aku
sebenarnya tidak ada perasaan yang berlebihan, karena sifatku yang
agak pemalu apalagi bergaul dengan seorang gadis dan mengingat itu
pula, temanku menaruh kepercayaan seperti keluarga sendiri berkumpul
di rumah itu sebagaimana layaknya. Tentu tanpa menaruh prasangka
buruk dia meninggalkan Nani untuk tetap bersamaku. Waktu
meninggalkanku sepertinya temanku juga tidak ada pesan kecuali titip
rumah saja. Dan cerita dibawah ini pengalaman birahiyang kualami
selama berdua bersama Nani di rumah itu.
Ini
peristiwa pertamaku yang sebelumnya tidak terbayangkan bahwa di rumah
kost itu, aku akan merasakan bagaimana nikmatnya bercumbu dengan
seorang gadis demikian bebas penuh gairah serta nikmatnya bercinta
waktu mandi bersama. Ketika itu aku baru terbangun pertama kali
merasakan tidur siang ditemani Nani dan dengan leluasa menikmati
keindahan tubuh gadis yang sudah menunggu untuk kugauli lagi setelah
sebelumnya sempat bersamaku menikmati permainan di atas ranjang yang
pertama. Dengan segudang perasaan birahi yang tidak terbendung, aku
buru-buru untuk segera menemuinya. Begitu sampai kamarnya, Nani telah
menyambutku dengan tubuhnya yang begitu sensual, sengaja menonjolkan
bentuk tubuhnya di balik bajunya yang ketat di atas pusarnya dan
celana pendek yang ketat juga, menonjolkan pantatnya yang bulat
sintal. Kuperhatikan buah dadanya yang tidak berbalut bra lagi
tercetak jelas di bajunya sampai putingnya pun menonjol
jelas.
Segera
tubuhnya menghambur memeluk tubuhku, bibirnya langsung menyerbu
mengulum bibirku dengan ciuman seakan tak mau lepas lagi. Sambil
terus Nani menggelayut tubuhku, lidahnya tak hentinyabermain di dalam
mulutku semakin ganas.
"Maas..
eehmmh.. Nani sudah kangen.." demikian keluh manjanya walau
belum lama kutinggal tidur beberapa jam yang lalu, merasakan betapa
sepinya dia menungguiku tertidur di sampingnya.
"Kenapa
tadi nggak bangunin saja.." tanyaku, meskipun badanku masih
merasakan lesu baru bangun tidur setelah siang itu menggauli Nani
sampai beberapa kali.
"Ahh,
nggak enak.. ngeganggu orang lagi pulas tidur.. Mas, sudah lapar
belum?" tanyanya dengan manja dengan tetap menggelayut di
pundakku.
"Yaah,
lapar juga.. Kenapa?" tanyaku lagi.
"Ya
makan dulu, yuk.." seraya dia terus menggayut di pundakku menuju
ke meja makan.
Nani
sudah menyiapkan masakan untuk makan siang saat aku sedang istirahat
tidur tadi, dan sekarang sudah tersedia di meja. Segera saja aku
menghampiri untuk dapat segera mengganjal perutku yang terasa lapar.
Begitu aku selesai menuang makananku ke piring untuk kusantap, Nani
malah menarikku untuk pindah duduknya di sofa.
"Mas,
makannya duduk di sini saja.. biar Nani bisa nemeni lebih enak.."
katanya.
Nani
sepertinya tidak mau jauh dariku, dia pun duduk menempel menungguiku
makan. Saat aku makan, tangannya aktif memegang batang kejantananku
sambil kadang mengocoknya.
"Enak
nggak Yaang..?" tanyanya sambil tersenyum menggodaku.
"Apanya
yang nggak enak.. orang lagi makan dikocok-kocok begini.. eehmm.."
jawabku.
Dengan
kenekatannya dia malah memintaku lebih dari sekedar mengocok batang
penisku.
"Yaang..
celananya dilepas saja ya.. Nani mau.." tanpa menunggu
persetujuanku celana dalamku sudah ditarik lepas, dan kini bibir
mulutnya mengarah ke selangkanganku, mengulum batang kemaluanku yang
sedari tadi demikian tegang.
"Ahh..
cresp.. slepp.. aah.. crespp.. crespp.. sllpp.. aah.. crepp..
crespp.. ahh.."Begitulah yang terdengar sepanjang aku makan
hingga selesai. Kunikmati sekali gejolak birahi, Nani menahan
gairahnya dengan mengulum batang penisku.
"Non,
aku sudah selesai nih makannya, kita mandi dulu yuk," ajakku
agar dia menunda dulumerangsangku.
"Ehehh..
biar sampai keluar dulu Yaang.." rengeknya memintaku agar dia
tetap mengulum kemaluanku sampai puas.
"Nanti
sekalian di kamar mandi saja, kan Mas nanti juga bisa ngrasain punya
Nani.."
Akupun
segera berdiri mengajaknya menuju kamar mandi. Sore itu kami mandi
berdua, bercumbu seolah tidak ada puasnya saling menggosok dan
meremas bagian-bagian tubuh Nani atau pun penisku yang selalu tidak
lepas dari genggaman tangan maupun belaian lidah dan mulut Nani.
Sambil tangan kirinya menekan kepalaku, tangan kanannya menyorongkan
putingnya ke mulutku, ditekanbuah dadanya ke dalam mulutku. "Ogghh..
Mas.. adduh Mas.. gelii.. Mas.. Nani kayaak mauu.. ogh.. aduh.. geli
Sayang.. mhh.. Mas.. aduh enak.. yach.. tteruss.. sstt.. ehhm.."
Mulut Nani terus mengeluarkan desah yang melepaskan gairah dan
gelinjang kenikmatan yang sedang diarasakan. Tanganku tidak mau diam,
dan dengan penuh kelembutan jari tengahku masuk liang vaginanya yang
menganga diantara selangkangan yang terasa licin oleh lendir
kenikmatan vaginanya. Aku pun telah merasakan basah karena cairan
yang keluar.
"Enak..
enak.. enak.. lebih enak daripada Nani kocok sendirian Mas.. yach,
terus Mas, Nani ingin setiap hari begini Mas.." Mulutnya tak
hentinya mengeluarkan kata-kata ungkapanbirahinya.
"Ehh..
Mass.. terus teken Sayaang.. Nani.. enaakk aduh Mas.. ogghh.. Maass,
gellii.. teruss.. terus.." kian mengharapkan kocokan jariku
semakin cepat. Jari tanganku terasa agak pegal juga mengikuti irama
kocokan yang Nani inginkan. Matanya terpejam, sambil lidahnya
memainkan dan menjilat bibirku disertai goyangan pinggulnya semakin
cepat.
"Ohh
Maass.. di situ.. terus.. jangan berhenti.. ohh.. ehh.." Nani
mulai bergoyang naik dan turun melawan arah tanganku. Desah suaranya
memenuhi kamar mandi.
"Ohh..
Mas.. ahh.. ahh.. ahh.. gelii.. sayaang.. nikmat.. Oh.. Oh.. Oh
Mas.." begitu ucapan-ucapan birahinya yang sepertinya tidak
kuduga bila melihat kesehariannya tampak biasa-biasa saja.
Kubayangkan memang demikianlah apabila sepasang pria dan wanita kalau
sedang mengalami gairah bersetubuh.
Pengalaman
yang baru bagiku selama beberapa kali menggauli Nani. Ucapannya terus
berulang-ulang terdengar merangsang diselingi desah nafas penuh
birahi. Nani mengerang dan merangkul leherku dengan erat. Kepalanya
bergoyang ke kiri dan kanan. Bibirnya menyentuh bibirku dan
kamiberciuman lagi. Kubuka mulutku dan lidah kami saling menjilat
entah bibir atau rongga mulut.Kuangkat dia dan kudorong dia ke
dinding. Aku berlutut di depannya dan kemudian lidahku bermaindi
celah vaginanya. Tangannya menekan kepalaku dan yang satunya
merpermainkan payudaranya, Nani memainkan putingnya sendiri untuk
menambah kenikmatan birahinya dengan ditandai puting di dada yang
montok itu kelihatan semakin tegang. Dia terus meremas buah dadanya
dan mulutnya tidak hentinya mengeluarkan desah nafas yang memburu
merasakan birahi yang kian memuncak.
"Sss
ahh.. enak Mas.." erangnya.
"Ehm.."
matanya setengah tertutup.
"Mas..
eghh putingku teruss.. Mas, mana penismu Mas.. Yach teruss Mas..
Hheegh.. enaak.. eeghh.. yach.."
Tangan
kananku aktif memilin-milin puting susunya yang semakin mengeras
sementara tangan kanan Nani meremas puting buah dadanya
sendiri.
"Ah..
Mas.. kalau begini terus Nani tambah sayang sekali sama Mas.. ohh..
ohh.." Mulutnya terusmengeluarkan suara-suara gairah yang bila
kudengarkan, menambah gairah dan semakin merangsang juga. Nafsuku
semakin menggebu untuk menyetubuhinya, pelukan ke tubuh Nani semakin
erat menjelajahi birahinya yang bergejolak dan terus-menerus
menggelinjang hebat. Nani melepaskan desah nafsunya dan memintaku
mengulum puting susunya yang demikian tegang karena telah terangsang
oleh mulutku.
"Ohh..
ohh.. ohh.. nikmatnya.. ohh.. ah.. nikmat.."
Setelah
puas dengan buah dada yang kanan aku pindah ke yang kiri, putingnya
kuisap kuat-kuat diselingi dengan cupangan pada bulatan payudaranya
yang montok sehingga nampak beberapa tempat meninggalkan bekas merah.
Gerakan tubuhnya membuat kedua bukit payudaranya bergoyang ke kanan
dan ke kiri sambil menahan gelinya puting susunya yang kusedot.
Terasa nikmat dapat menyelusuri bukit payudara yang membusung indah
di dadanya yang nampak mulus bersih itu. Berkali-kalipermintaannya
agar rangsanganku pada puting dan cupangan buah dadanya terus
kulakukan sepuasnya.
"Ohh..
Mas sayang terus.. terus.. yang keras sedotannya.. ohh.." begitu
desahnya di telingaku.
"Non,
penisku tambah tegang saja kalau Nani terus-terusan begitu.."
bisikku.
Rupanya
Nani menyadari keinginanku, saatnya menerima batang kejantananku
untuk dapat segera diperlakukan semestinya ketika dia merasakan
sentuhan penisku yang sudah tegang dari tadi. Dia gantian berlutut di
depanku lalu dia menjilati penisku, dan meremas penisku sampai basah
oleh jilatannya. Lalu Nani menyambut batang penisku, terasa hangat
oleh belaian tangannya, kepala penisku dia jilati lagi, sedikit demi
sedikit penisku lenyap di rongga mulutnya, bibirnya dengan lincah
menyedot lubang penisku, terasa geli-geli nikmat sampai dengkulku
gemetar menahan rasa nikmat.
Mass..
punyamu menggemaskan lho Mas.. ini yang bikin ketagihan teruss..
enaak.. assiinMas.. ahh.." Penisku yang masuk ke dalam
kerongkongan Nani kucabut dari mulutnya dan kulepaskan, kemudian
kupegang lengannya, kuangkat agar dia berdiri menyudahi permainan
itu.
Aku
sudah ingin beralih ke vaginanya yang sudah basah oleh lendir
kenikmatan, kupegang dengan meraba lembut. "Yaangg.. adiknya
bikin ketagihan, aku udah nggak tahan lagi, pingin menjepit penismu..
Yaang, Nani udaahh nggak tahan ngeliat penis Mas ngaceng sebesar itu
ayo masukkan Maas.." kata Nani sambil membelai-belai
kejantananku yang tegak kaku sambil diusapkan ke pipinya.
Sesaat
kemudian di atas tubuhku yang rebah di atas ranjang, Nani mengambil
posisi jongkok menancapkan liang senggamanya tepat batang kemaluanku.
Nani menuntun penisku yang sudah tegang, lalu menempelkan di bibir
vaginanya. "Ahh.. ohh.. Yang.. ohh.. emh.. aduhh..
nikmat..Yangg.. teruss.. goyangkan pantatmu Mas iyah.. enak Yaang.."
Sengaja pantatku aku goyangkan mengikuti gerakan penisku yang terasa
hangat di dalam vaginanya. Bergantian Nani yang aktif bagai
menunggang kuda, pantatnya mengayun di atas selangkanganku. Kadang
maju mundur atau terkadang memutar sambil kedua tangannya merangsang
payudaranya dengan meremas dan memilinputingnya. Kuperhatikan matanya
kadang terpejam menahan rasa gelinjang yang hebat, hingga tubuhnya
melengkung ke belakang dan ketika pantatku kugoyang, buah dadanya
berguncang indah ke kanan ke kiri. Ah, beginilah jika gadis ini
sedang dilanda gejolak birahi yang tinggi. Sampai tiba saat puncak
birahinya menuntut rangsanganku lebih meningkat.
"Mas,
aku di bawah.. jangan lepas yahh.. Ughh.. nikmatnya Maas.." Kini
Posisiku berubah di atas sementara dengan segera betisnya yang indah
dilipatnya ke arah paha dan bersamaan pantatnya yang sintal terangkat
menahan dorongan penetrasiku. Tampak keindahan lubangkewanitaannya
semakin leluasa ketika Nani semakin membuka kedua pahanya dan
mengangkat betisnya tepat di pundakku.
"Yayangg..
ohh.. ohh.. ahh.. ahh.. terus.. terus.. lebih kuat.. dorong terus..
Yang dalam.. ach.. ohh.." matanya merem-melek menikmati goyangan
penisku dan, "Oh.. Mas.. Sayang.. aku mau keluar.. ohh.. ohh..
ohh.." Lalu tiba-tiba dia goyangkan pantatnya keras-keras
kiri-kanan kiri-kanan, diangkat tinggi-tinggi sambil mengelinjang
agak sedikit teriak panjang. "Maass, tekeen yaang kerraass..
aakkuu mmaauu keelluuaar.. ayo Maas jugaa barreenng.." Liang
senggamanya semakin sempit menjepit dan terasa menyedot penisku
membuatku tak tahan lagi. "Ohh.. ach.. ach.." pantatnya
semakin kuat gerakannya. "Maass.. ohh.. ohh.. hh.. ohh.. oh..
ahh.. aku keluar.. Sayang.. ohh.. aku nggak tahan.." Pantat Nani
yang sintal itu kutangkap dengan kedua tanganku dan kutekan agar
kenikmatan orgasme liang senggamanya semakin terasa.
"Ohh..
ohh.. ohh.. ohh.. enakk.. ohh.. iya.. iya Mass.. aahh.. makin cepet
Mas.. cepetan.." Aku semakin dirangsang bukan saja oleh
suaranya, tapi oleh jepitan vaginanya. Penisku betul-betul terasa
digenggam erat sambil dikocok-kocok. Nafas kami berdua semakin
memburu. Nani kelihatannya sudah hampir orgasme, salah satu tangannya
memainkan puting susunya dengan cepat dan tiba-tiba teriaknya, "Ahh..
ahh.. Mas.. Mas.. muncratin di dalem, ayoo Sayang aku sudah siap..
ahh.. aah.. ahh.. sekarang.. oohh.. barengan.. ohh.." Desah Nani
semakin keras dan aku pun merasakan kehangatan batang kejantananku di
dalam liang senggamanya yang sempit itu, memperoleh kenikmatan cinta
Nani yang kian waktu tambah menggairahkan.
"Yang..
ohh.. putingku sambil diremas.. ohh.. remas.. pentilku remas..
oogghh.. yaach.." Nikmat sekali sensasi yang kurasakan
persetubuhanku dengan Nani di dalam kamar mandi rumah kostku.
"Kamu
puas Sayang?"
"Puas
sekali.. Mas memang hebat.. ntar Mas mau lagi nggak?"
"Entar
malem kita puaskan lagi ya Yaang.. kita mandi dulu yuk.."
Waktu
mandiku bersama nani sore itu penuh gelora nafsu birahi yang tidak
henti-hentinya. Terkadang kejantananku mulai lemas sengaja dia sabun
dan kocok sehingga bangun lagi kemudian dia kemot-kemot, atau gantian
kupermainkan kewanitaannya sambil jari tengahku masuk sampai ke dalam
vaginanya sehingga Nani menggelinjang hebat, sambil mulutku mencari
puting susunya yang mengeras kukulum dan kugigit lembut. Sengaja Nani
menekan payudaranya yang montok itu, didorong ke bibirku sambil
tangan kirinya menekan kepalaku, sehingga seperti wanita menyusui
bayinya, memanjakan buah hatinya sepenuh hati dengan buaian puting
susunya, agar selalu nikmat untuk diisap. Sementara tangan kananku
terus saya masuk ke dalam vaginanya kubelai dan kugesek-gesekkan,
hingga dia merasakan dan memperoleh kenikmatan juga karena tiba-tiba
dia membuka pahanya sehingga semakin memberikan kesempatan tanganku
leluasa untuk menggosok vaginanya dan kumasukan jari tengahku ke
dalam lubang yang becek dan licin dan tangan Nani kubimbing untuk
memegang batang penisku dan mengocok-ngocoknya.
"Aaaduh..
saya mau keluar.. ohh.. aahh.." sambil mulutnya menganga dan
matanya terpejam , diamencapai orgasme. Gairah mandiku bersama Nani
kuakhiri persetubuhan di atas ranjang di kamarnya dalam keadaan
saling berpelukan tanpa busana sampai waktunya aku makan malam
berdua.
Sore
itu aku dan Nani mengenakan pakaian seadanya agar dapat bebas saling
memberikan dan memperlihatkan masing-masing bagian tubuh yang dapat
dinikmati dan dapat memberikan gairah sambil duduk berdua, untuk
istirahat memberikan kesegaran pada tubuh kami masing-masing agar
kembali bugar lagi walaupun cukup melelahkan dan terasa ke
sendi-sendi tulang tetapi sungguh nikmat yang kami reguk berdua
dengan Nani seolah tidak puas sempai disitu saja. Menunggu malamtiba
sengaja aku hanya bercumbu di sofa ruang tamu dengan lampu ruangan
yang hanya temaram sehingga memberikan suasana semakin romantis
percumbuan menjelang malam pertamaku menikmati tubuh yang indah yang
untuk kali pertama kucumbu, kusetubuhi sampai ke lekuk likunya yang
paling sesitif dimana kenikmatan gairah hubungan kelamin kurasakan.
Apalagi Nani yang dengan sengaja dengan bebasnya memperlihatkan
bagian-bagian tubuhnya yang indah semakin lebih mengundang tanganku
untuk lebih menikmati keindahan tubuhnya yang hanya dengan
sedikitmenyingkap baju seadanya yang dia kenakan sore itu. Sengaja
malam itu tubuhnya kupeluk dan wajahku terbenam diantara hangatnya
jepitan kedua bukit payudaranya yang membusung indah di dada Nani.
Kelanjutan
cerita ini pada hari pertama aku ditinggal induk semangku yang sedang
pergi bersama keluarganya ke kampung, dan saat itu pula aku untuk
pertama kalinya melepas keperjakaanku di rumah kost dengan Nani
seorang gadis yang kebetulan adik induk semangku. Aku berdua
melakukan kehidupan ranjang malam seolah bagiku menjalani malam
pertama sepasang pengantin.
Sebenarnya
aku masih awam terutama pengetahuanku tentang keperawanan seorang
gadis sehingga pada malam itu aku juga tidak mempedulikan apakah Nani
waktu itu saat pertama melakukan persetubuhan denganku mengalami
pendarahan atau tidak dan kalau memang tidak, apa penyebabnya tidak
terlalu kurisaukan. Hal itu benar-benar tidak kuperhatikan karena
keawamanku, aku lebih didorong rangsangan birahi dan begitu pun Nani.
Sepertinya dia mungkin juga tidak tahu akibat penetrasi kejantananku
ke liang senggamanya, akan menghilangkan keperawanannya karena
kepolosannya bagi dia yang hanya seorang gadis dari kampung.
Aku
berdua lebih bertindak karena naluri antara lawan jenis yang mulai
ada rasa tertarik dan meningkat menjadi saling birahi dan berakhir
dengan hubungan persetubuhan di atas ranjang. Bagaimana proses
hubungan persetubuhan itu kulakukan berdua maupun akibat dari
hubungan itu juga kurang atau tidak kupahami. Kecuali bahwa selama
persetubuhan antara aku dan Nani ituterjadi, yang kurasakan hanyalah
kenikmatan pertama kali, yang selama ini belum pernah kurasakan juga
oleh Nani sendiri. Kenikmatan yang menuntut untuk kembali ingin
mengulang dan semakin menggebu untuk kuulangi berdua dalam suasana
tanpa penghalang di tempat kostku, karena hanya berdua dengan Nani
yang waktu itu hampir satu minggu lamanya.
Kisahku
ini merupakan ungkapan ketika aku melewati hari atau malam kedua
sejak hubungan intimku yang pada malam pertama sebelumnya tanpa
diawali masa-masa pendekatan antara dua lawan jenis seperti pada
umumnya, tetapi dalam waktu yang singkat dan spontan oleh dorongan
perasaan kesepian dua manusia lawan jenis yang sudah dipenuhi
perasaan birahi.
Sore
setelah aku untuk pada malam itu aku dan Nani duduk berdua sambil
nonton TV, tangan Nani tidak pernah puas-puasnya memegangi batang
penisku, sejak dia mengenal kenikmatan hubungan seks denganku. Dia
benar-benar memperoleh kesenangan baru batang penisku untuk tidak
ingin dia lepaskan dari tangannya. Setiap ada kesempatan berdua,
selalu tangannya dia masukkan ke dalam celana dalamku. Tentu tanganku
juga tetap rajin menelusup ke dalam BH Nani untuk meremas dengangemas
buah dada yang montok bulat itu. Berdua sambil terus nonton TV yang
tidak kuhiraukan lagi acaranya karena kesibukanku bersama Nani saling
memberi dan membangun gelora nafsu kenikmatan.
"Yaang..
CD-nya copot aja.. Nani sudah pengin lagi boleh kan.." katanya
penuh manja. Mulai terdengar rengekan merajuk dengan penuh nafsu,
sambil lidahnya menulusuri bibirku.
"Ntar
dulu dong Sayang, Mas masih pengin ngusap-ngusap tetek Nani yang..
eehmm.. montok, indah.. aah.. ehhmm.. menggemaskan, Sayang kalau
dibiarkan.. eh.. omong-omong bisa montok begini gimana siihh Ni.."
tanyaku iseng dan Nani senyum menggoda sambil dia buka kancing baju
di dadanya, serta tangan kanannya sendiri mulai mengusap dengan
atraktif, membangkitkan nafsukudengan gerakan usapan memutar
melingkari bulatan buah dadanya sebelah kiri. Sementara tangan
kananku membantu meraba permukaan buah dadanya yang sebelah kiri yang
menggelembung montok, kususupkan telapakku melalui celah dasternya
lalu dengan cekatan jari-jariku menjepit puting susu yang mengeras.
Hmm.. kelembutan buah dada wanita itu semakin membuatku bernafsu
menggumulinya. Tangan kiriku tak mau ketinggalan, merambat ke arah
bawah menuju daerah pangkal pahanya, Nani menyambutnya dengan
meloloskan CD-nya lepas dari pinggul lalu paha hingga lolos dari
kakinya.
"Mas..
dulu Nani selalu beginiin setiap hari.." ucapnya dengan sambil
tangan kanannya memeragakan kepadaku, gerakan mengusap arah memutar
payudara kirinya.
"Tambah
nikmat kalau sekarang Mas yang ngeremesin.. Nani dulu suka merasakan
aneh, kok.. kalau lagi iseng Nani suka memegang-megang payudara dan
meraba putingku sendiri, ternyata.. Oh begini ini nikmatnya cewek
kalau sedang dicumbui cowok dan nggak ngira sekarang dicumbui Mas
mulai dari tetek sampai memek.. ahh.. nggak terbayangkan sebelumnya..
rasanya melayang nikmat.." Sambil terus memperlihatkan gerakan
tangannya melumat dan meremas buah dadanya yang dia perlihatkan
kepadaku sengaja untuk merangsangku.
"Nani
sering ngeremas-ngeremas sendiri.. ternyata sekarang.. Mas yang suka
puting Nani.. uhh.. rasanya.. achh selangit.. penginnya.. Mas
membelai terus nenenku.. apalagi ditambah.. ini nich.. yang nonjol..
ehmhh.. gemes sama penis Mas yang tegang.." Dia mulai meraih
tangan kananku dan diletakan tepat di puting buah dadanya sebelah
kanan sambil menggoyangkanputingnya yang keras.
"Mas
rasain puting Nani yang sudah tegang nich.. tuh nenenku pada merah
dicupang Mas terus-terusan.. Maas, enak nggak sih kalau megang nenen
Nani begini?"
"Merangsang
sekali, sampai ujung penisku jadi ikutan nyut-nyut.. dan tegang
Non.."
Buah
dadanya yang menggantung dan bergoyang mengikuti irama permainan
tanganku. Aku meremas-remas, sesekali puting susunya
kupilin.
"Aaauu..
oohh enaak.. remeess teruus susu Nani.. Mas oohh.. enak.. ehh.. ahh..
eeuhh.. aahh.. mmhh.. aahh.. enaakk.. oohh Mas.. teruskan.. Yaang,
puaskan gairahmu malam ini Yaang.. Nani memang sudah lama ingin
melakukan ini, kamu akan jadi lelaki pertama yang menyetubuhi Nani,
puaskanlah, Mas lakukan, Nani pasrah Mas.. teruskan Sayang.."
Aku meloloskan dasternya dan tubuh sintal semakin nampak polos
mempesona, sambil tangannya membelai batang kemaluanku yang dari tadi
tegang.
"Yaang..
Nani kalau pegang ini.. enggak tahan, pingin lagi.. ayo dong Yaang.."
lagi-lagi Nani merajukku dengan manja sambil mengelus batang
kejantananku.
"Sama
juga, kalau aku megang buah dada Nani yang indah begini.."
kataku sambil meremas.
"Mas..
kok kalau lagi ngisep Nani sepertinya nafsu, apalagi kalau puting
susu Nani sudah diisap sama Mas.. aduhh.. selangkanganku.. langsung
nyut-nyut nggak tahan, tahu-tahu terasa basah.. kayak pingin pipis,"
bisiknya dengan penuh merangsang di telingaku.
"Kalau
aku ngeliat buah dada Nani yang montok jadi pengin ngemot putingmu,
buah dada kok bisabulat begitu yaa.. Baru ngeliat aja penisku udah
tegang.."
"Mas,
Nani bahagia sekali rasanya setelah aku ngerasain gimana disetubuhi
sama Mas.. sekarangbenar-benar kesampaian juga.. aahh.."
Tangannya
sambil terus membelai batang penisku yang telah dia keluarkan dari
celana dalamku yang melorot.
"Ehhmm..
aahh.. adikmu aku kasih sun yang lama.. ehmm.. eehh.. ehmm.. eehhm..
ehmhh.. heem.." Dengan penuh nafsu penisku dalam kuluman mulut
Nani.
"Clepp..
cleppk.. clpeep.. cleppkp.. cleppk.. clpeep.. cleppkp.." bunyi
mulutnya mengulum penisku.
"Yaang..
yuk.. ahh.. aku.. udah.. pingin.. duduk di sini aja.. kita lakukan di
ruang tamu saja.." permintaannya dengan manja. Demikian ungkapan
perasaan birahi masing-masing, ungkapan-ungkapan merangsang yang
pernah saling kami ucapkan dengan bebas selama bercumbu rayu. Suatu
sensasi, aku dan Nani melakukan pertama kali di ruangan tamu rumah
kost ini, seolah tidak ada tempat yang dapat menampung gelora nafsu
gairah seks kami di tempat yang lain. Tak puas-puasnya Aku menikmati
bentuk buah dadanya yang bulat montok itu, aku begitu bersemangat
sambil sebelah tanganku meraba punggung Nani. Buah dada besar dan
lembut mulus itu pun menjadi kemerahan setiap kali kucupangi
bertubi-tubi di sekitar putingnya. Sementara Nani kini bergoyang
mempermainkan irama tubuhnya yang turun naik bergoyang ke kiri kanan
untuk membagi kenikmatan, duduk di atas kemaluanku yang sedang beradu
dengan vaginanya. Penisku yang tegang dan keras ituseakan bagai as
pemegang.
"Ooohh..
oohh.. oohh.. oohh.. oohh Mas.. oohh enaknya penismu Sayaang.. oohh
aku.. enaakk.. mmhh.. sedoot terus susu Nani Sayaang oohh.."
Desah Nani bercampur jeritan menahan rasa nikmat dari goyang
pinggulnya di atas tubuhku. Dia menggelinjang ketika aku meremas
payudaranya dan memilin putingnya. Dengan jelas aku melihat dadanya
yang montok terguncang seirama ayunan tubuhnya yang sedang berburu
kenikmatan. Kupilin putingnya pelan dengan gerakan melingkar. Remasan
dan pilinanku berpindah dari payudara yang satu ke payudara yang satu
lagi bergantian. Kuturunkan wajahku dan kudekatkan ke payudaranya
yang sebelah kanan. Kujulurkan lidahku dan aku mulai menjilati
putingnya yang sebelah kanan. Nani sedikit mengangkat punggungnya dan
mengerang, "Ohh.. Mas pindah ke puting yang satunya dong..
ehmm.. eehhmm.."
Nani
kemudian menurunkan sebuah kakinya sedangkan kakinya yang satu tetap
di atas sofa. Hal ini membuat kakinya terbuka dengan lebar pada
bagian selangkangan dengan vaginanya nampak semakin nyata memerah.
Pantatnya sering terangkat naik jika aku meremas dan membelai paha
bagian dalamnya. Vaginanya semakin basah dan licin. Kumainkan jariku
masuk dan keluar, Nani mengerang tak karuan ketika kulakuan ini.
Kutarik keluar jariku, kubawa jariku kembali ke klitorisnyadan
kubelai pelan, takut kalau Nani akan merasa sakit. "Ohh Mass..
Bagian itu.. Terus.. janganberhenti.. ohh ehh.." Nani mulai
bergoyang naik dan turun melawan arah tanganku. Erangannya menggema
di ruang keluarga ini.
"Ohh
Mass.. Oh Mass.. Oh Mass.." dia mengulangi dan mengulangnya
terus. Akhirnya diamengangkat seluruh punggungnya dari sofa, seluruh
tubuhnya bergetar dan dia berteriak, "Ohh.. nikmat.. Maass..
ohh.. nikmatt.. nikmat eh.. aku keluarr.. ohh ehh.. ehh.. aahh.."
Aku terkulai lemas di atas tubuh bugilnya yang berkeringat. Begitu
nikmat terhempas diantarakeempukan payudaranya yang kenyal. Puting
susunya yang terasa keras menusuk tajam dadaku. Kubiarkan alat
vitalku yang baru saja menikmati ejakulasi itu tetap berada di dalam
liang vaginanya. Meresapi kehangatan dan kelembutannya serta
sisa-sisa kenikmatan seks.
"Non..
aahh.. Aku puas sekali Sayanghh.." bisikku lemas.
"Ya..
Mass.. Nani juga.. biar kurasakan.. jangan dilepas dulu Mas.. Nani
mau nikmatihangatnya cairan Mas yang keluar.. aahh.. uhh.. ahh.."
ujarnya lirih sambil mengecup dahiku mesra. Kenikmatan pada malam
kedua di ruang tamu yang menggairahkan dan melelahkan itu, berlanjut
ke atas ranjang kamar Nani karena sudah tak tertahankan lagi badan
ini untuk terjaga, sehingga kami putuskan berdua untuk tidur di kamar
Nani malam itu.
Dari
ruang tamu kami dengan tetap saling berpelukan dan Nani bergayut di
pundakku menuju kamar, dalam keadaan tanpa busana, langsung tidur
berpelukan dalam suasana di luar hujan cukup lebat. Kami tetap erat
saling menindih dan saling menggosokkan bagian tubuh masing-masing
untuk tetap merasakan kenikmatan persetubuhan semalaman dan terus
saling bercumbu.
Ketika
aku terbangun agak kaget karena jam sudah menunjukkan pukul 06:00
pagi yang berarti aku harus cepat-cepat mandi untuk berangkat kerja,
segera aku bergegas ke kamar mandi dan lagi-lagi gadis kampungku
tengah memandikan kemulusan tubuh telanjangnya, memanjakan kemontokan
payudara dadanya dengan buih-buih sabun dan menggosok-gosok celah
selangkangannya sementara pintu kamar mandi yang setengah terbuka
memberikan pemandangan segar pagi itu menyongsong hari yang penuh
gairah kenikmatan kami berdua. Tampak kaki sebelahnya diangkat ke
bibir bak mandi sementara tangan kanannya leluasa menggosok liang
kemaluannya dan mengelus-elus rambut-rambut halus yang tumbuh di
sekitar bukit kemaluan yang menyembul bibir vagina diantaranya. Tanpa
permisi aku langsung masuk nimbrung di tengah Nani asyik menggosok
selangkangannya dan melepas pakaian yang kukenakan. Dari belakan
langsung aku membantu menyabun pantatnya yang bulat merangsang dan
menyelipkan jari-jariku diantara pantatnya mencapai liang kemaluan
yang sudah licin oleh sabun. Kuambilkan segayung air dan kusiram
pantat Nani menghilangkan sabun sehingga waktu aku jongkok nampak
merah lubang vaginanya sambil kupegang bibir kemaluan Nani lalu
bibirku beradu dengan bibir kemaluan Nani. Aku sedot dengan dalam
bibir bukit kemaluan Nani yang terkatup oleh jariku.
"Aauu..
achh.. Yangg.. nakal.. ntar ach.. Mas terlambat kerja loh.."
Nani mengambil gayung dan menyiram tubuhku, kami kembali saling
menyabuni terutama bagian-bagian tubuh yang menimbulkan rasa nikmat
yang paling sering mendapatkan usapan dan gosokan.
Selesai
pemanasan gairah pagi dan sarapan yang sudah disiapkan Nani, aku
segera berangkat ke kantor, namun sebelumnya Nani menunggu di depan
pintu kamarku dengan sengaja telah menyodorkan buah dadanya yang
tidak sepenuhnya tersembunyi oleh baju terusannya, karena kancing
baju atasnya dibiarkan terbuka sehingga puting payudaranya bebas
terbuka. Terpaksa kurogoh dulu untuk lebih terbuka sehingga mulutku
bebas pula mengulum puting dan mengemot susunya hingga meninggalkan
gigitan merah di sekitar daging yang indah dan di sekitar dada dan
lehernya yang jenjang. Barulah Nani dengan senyumnya mengantar
kepergianku ke kantor.
"Mas..
jangan lupa yach.. pulang makan siang.." Masih juga sambil
menggodaku dengan cara tangannya dimasukkan ke balik bajunya sambil
meremas kedua bukit buah dadanya dan jarinya memilin puting susunya.
Dalam hatiku mengatakan bahwa benar-benar perempuan ini sudah dilanda
birahi. Bagaimana perasaanku selama bekerja bila ingat di rumah telah
menunggu seorangperempuan memanjakan tubuhnya untukku dengan segenap
kehangatan tubuhnya seperti itu?
Lalu
berdua kami tidur berpelukan, tanpa pakaian. Nani yang punya ide
begini. Enak juga. Jam dinding menunjuk pukul 13:45. Dua ronde
permainan makan waktu hampir 1,5 jam, pantas saja aku lelah. Dengan
tergagap aku terbangun. Hah.. Dimana aku ini? Nani masih ada di
pelukanku. Kulihat sekeliling, ah rupanya sempat aku terlelap sesaat,
aku tertidur di kamar Nani! Ada rasa enak di bawah sana dan Nani
sedang mengelus-elus penisku yang tegang. Elusan ini yang membuat aku
terbangun. Kulihat jam dinding, pukul 13:55. Ah, sudah hampir habis
jam kerja, berarti aku harus kembali ke kantor untuk sekedar absen.
Tapi Nani ini.. Nani memandangku, tersenyummanis tapi dia tahu apa
yang akan kulakukan.
"Punyamu
udah keras, Mas.."
"Tapi
aku mesti kembali ke kantor, absen dulu, jam kerja sudah
habis.."
"Ah..
jam kerja Nani kan belum habis Mas, masak mau ninggalin Nani sih,
Nani lagi tanggungnih."
Buah
dada itu menyembul karena terpepet dadaku. Aku terangsang
lagi.
"Yangg..
Nani mau lagi dong.. ayo Mas penismu masukkan lagi yaach?"
Langsung
saja kuraih buah indah itu. Putingnya sudah keras. Kami berpagutan,
dan rasanya aku tidak sampai hati meninggalkan Nani yang sedang naik
birahinya. Aku ingin tahu kesiapan Nani siang itu, tanganku ke bawah
sana. Sudah basah rupanya. Mengingat waktu, aku ingin segera mulai.
Nani pun paham. Kembali aku melakukan pertempuran panjang melawan
nafsu birahiNani. Aku mempercepat goyanganku dan terus melumat bibir
Nani, mencegah desahnya yang makin keras, aku makin hebat menggoyang
dan siang waktu istirahatku yang melelahkan sekaligus penuh
kenikmatan.
Menunggu
sore tiba sengaja aku tidur-tiduran saja berdua dan tidak ada lain
lagi bercumbu dan bercanda yang tidak lepas dari masalah kenikmatan
persetubuhan yang pernah kami lakukan selama ini.
"Mas..
kalau nenenku dijilat terus jari Mas main di memek Nani, rasanya enak
berlipat-lipat dan biasanya saya semakin terangsang untuk disetubuh
lagi.."
"Nani
itu semakin hari rasanya semakin enak untuk disetubuhi, makanya
ininya dijaga dan dipelihara baik-baik."
"Terus
gimana meliharanya Mas?"
"Ya
dengan cara begini, Nani sering dielus, digoyang, diremas-remas
begini, biar otot buah dadanya sering terangsang, Nah tuh.. tuh,
putingnya tegang khan.."
"Ah,
Yaang itu boong, dasar memang lagi mau ngeremas nenenku aja.. ahh..
geli pentilku jadibeneran tegang tuh, gede Mas.."
"Kalau
udah tegang putingnya gitu, gimana sih rasanya Non?"
"Ya,
geli-geli begitulah.."
Lalu
kami berdua tertawa.
"Kalau
rambutnya dicukur agar semakin kelihatan.. gimana Non? Uuhh.. pasti
lebih merangsangkali yah?"
Nampak
dia agak kegelian oleh sentuhan tanganku yang sengaja mendarat di
permukaannya, dia mengeluh lirih, "Aduh, geli lho, Mas.. iih,
begini aja aku kegelian.. emang Mas mau atau kepingin rambutku
dicukur?"
"Kapan-kapan
boleh yah.. Mas cukur rambutnya?"
"Kayak
apa yah memekku tanpa rambut, hi.. hi.. hi, ah lucu.. Mas ada-ada
saja.."
"Mau
nggak Non dicukur?"
"Iya..
ya lah kapan-kapan, jangan sekarang.." tanda setujunya.
Kembali
tanganku mengelus vaginanya di seputar rambut-rambut halusnya yang
keriting.
"Eh..
Mas, kalau lagi sendiri, aku sering membayangkan Mas kalau lagi
menyingkap dasterku, lalumenggosok-gosokkan telapak tanganmu pada
pahaku, kemudian aku merasakan kemaluanku mulai terangsang."
"Terus
gimana kalau aku lagi pas nggak ada.."
"Paling
buah dadaku perlahan-lahan kuremas sambil puting susuku Nani
pijit-pijit. Kemudian akumengurutnya berputar. Nikmat sekali deh
Mas.. tiba-tiba saja perasaan nikmat mulai menjalaribadanku.. nikmat,
geli campur rasanya.. sangat bernafsu.. sampai terkadang aku
telanjang bulat."
Nani
sedang menceritakan fantasinya bila sendirian sejak mengenalku dalam
arti kusetubuhi.
"Kumainkan
jariku diantara selangkanganku yang terbuka. Kemudian kujilati
payudaraku.. Oh, nikmat sekali sambil mempermainkan lubang memek..
kalau sudah begitu aku meraih bantal untuk menutup mukaku agar aku
dapat lebih menikmati khayalanku sambil berteriak nikmat."
Tangan
Nani mempermainkan kemaluanku sementara dia terus mengungkapkan
pengalaman khayalan seksualnya.
"Untuk
mencapai puncak, jari-jariku masuk ke dalam lubang kemaluanku.
Semakin lama usapan jari ini semakin membuatku mengerang.. aahh.. Ah
sudahlah tidak bisa ngomong bagaimana nikmatnya..Aahh..
nikmatnya.."
Ia
memberikan pengalaman saat terindah mencapai puncak orgasmenya dengan
rinci apa yang dia alami untukku. Dia biarkan aku mengelus dan
membelai buah dadanya. Aku merasa damai sekali berada di pelukannya.
Wajahku sengaja kubenamkan di dadanya yang montok dan hangat
itu.
Setelah
hening entah berapa lama dan terasa istirahat siang yang melelahkan
kulewati, nafsuku kembali terusik melihat kemolekan tubuh Nani yang
tergolek lelap di sampingku. Aku beranjak bangun memandangi tubuhnya
yang terlentang. Segera aku berdiri dengan lutut mengangkangi
tubuhnya agar kemaluanku mudah mencapai payudaranya. Kembali kuraih
kedua belah payudaramontok itu untuk menjepit kemaluanku yang
berdiri. Agar kemaluanku dapat terjepit dengan enaknya, aku agak
merundukkan badanku. Kemudian kemaluanku kukocokkan maju mundur di
dalam jepitan buah dada aduhai itu. Cairan dinding vagina yang masih
tersisa sengaja kuoleskan untuk membasahi kemaluanku sebagai pelumas
yang pas agar memberi kenikmatan luar biasa pada gesekan-gesekan
kemaluanku yang sengaja akan kugesekkan diantara kulit buah dada yang
mulus itu.
"Non..
luar biasa.. Enak sekali.. Payudaramu indah sekali.. montok mulus..
Oh.. hangatnya..Sssh.. nikmatnya.. Tubuhmu luarr biasa.." aku
merintih-rintih keenakan. Sementara di dalam tidurnya Nani
mendesis-desis keenakan, "Sssh.. ssh.. ssh.." Aku
mempercepat maju mundurnya kemaluanku. Aku memperkuat tekananku pada
payudaranya agar kemaluanku terjepit lebih kuat. Rasa enak menjalar
lewat kemaluanku. Rasa hangat menyusup di seluruh kemaluanku. Karena
basah oleh cairan vagina ditambah cairan yang keluar dari kemaluanku,
kepala kemaluanku tampak amat mengkilat di saat melongok dari jepitan
buah dada Nani. Leher kemaluan yang berwarna coklat tua dan kemaluan
yang berwarna pink itu muncul dan tenggelam di antara jepitan
payudaranya.
Lama-lama
rasa geli yang menyusup ke segenap penjuru kemaluanku semakin
menjadi-jadi. Semakin kupercepat kocokan kemaluanku pada payudara
Nani. Rasa gatal semakin hebat. Rasa hangat semakinluar biasa. Dan
rasa enak semakin menuju puncaknya. Tiga menit sudah kocokan hebat
kemaluanku di payudara montok itu berlangsung. Dan ketika rasa gatal
dan enak di kemaluanku hampirmencapai puncaknya, aku menahan sekuat
tenaga benteng pertahananku sambil mengocok kemaluan di kempitan
payudara indah Nani dengan sangat cepatnya. Rasa geli, hangat dan
enak yang luar biasa akhirnya mencapai puncaknya. Aku tak kuasa lagi
membendung.
"Nani..!"
pekikku dengan tidak tertahankan.
"Ahh,
kenceng sekali Mas semprotannya.. ahh.. ahh.. ahh.." demikian
teriak Nani setiap menerima semprotanku.
Rasa
hangat dan nikmat yang luar biasa menyusup ke seluruh kemaluanku saat
menyemburkan cairan dengan derasnya ke dagu Nani. Sampai empat kali.
Kuat sekali semprotannya, dan kelihatan sangat kental. Sperma yang
banyak sekali itu mengalir turun ke arah leher Nani yang putih dan
jenjang, jatuh di antara belahan payudaranya. Sejenak aku terdiam
menikmati akhir-akhir kenikmatan ini.
"Sungguh..
luar biasa.. Non, nikmat sekali jepitan buah dadamu.." aku
bergumam lirih. Baru kali ini aku mengalami kenikmatan seks yang
indah luar biasa, masturbasi dengan menjepitkan batang kejantanan
diantara payudara gadisku yang seksi.
"Yaang
biar aku menjilati batang penismu yang basah itu.."
Nani
mulai terangsang dengan tingkahku yang baru aku lakukan dijepitan
payudara montoknya.Setelah menjilati permukaan penisku yang licin,
Nani memasukkan seluruh kantong testisku ke dalam mulutnya.
Setelah
itu kukeluarkan kantong testis itu dari mulutnya. Kumasukkan kepala
penis itu ke dalammulutnya dan kutekan kepala ini hingga kepala
penisku menyentuh tenggorokannya. Dengan perlahan kugerakkan mulut
ini maju mundur. Nani tetap menjaga agar penisku tidak bergesekan
dengan giginya.
Sekitar
lima menit lamanya Nani menghisap-hisap kemaluanku sampai dia
menghentikan oral seks ini. "Non gantian aku mau jilat permukaan
buah dadamu yang masih basah.." dia merapatkan kedua daging
payudaranya agar dijilati sementara mulutku menghampiri gundukan
daging yang basah oleh spermaku. Nani kemudian berdiri lalu duduk
tepat di atas penisku yang tegak berdiri. Kupegang penisku lalu
kuarahkan hingga menempel di ujung mulut vaginanya. Dengan satu
dorongan, penis itu telah menusuk vaginanya.
Perlahan-lahan
Nani menggerakkan tubuhnya naik turun.
"Mas
Nani mulai terangsang lagi.. aahh.. Nikmat sekali.. Makin lama aku
menjadi makinbernafsu.." Gerakannya cepat sekali hingga dinding
vaginanya terasa sangat licin dan buah dadanya tergoncang-goncang.
Nani menjerit kenikmatan tapi berirama sesuai irama gerakan naik
turun vaginanya menjepit kemaluanku. " Hahh.. hahh.. hhaah..
hahh.. ahh.. haah.. hhmm.. sshh.. hhah.." demikian ritmis desah
nafasnya. Bagaimanapun juga dia telah memberikan kenikmatan padaku.
Jadi biarlah dia memperoleh kenikmatan dengan caranya
sendiri.
"Aduuhh..
Mas.. Auww enak Mas.. aku udah enggak tahan.. ampun Yaang! Nani
keluuaarr.."Aku merasakan jepitan kewanitaannya sungguh luar
biasa, setiap gesekan makin membuatnya melayang-layang hingga
akhirnya benar-benar hanya kepuasan tergambar di wajah manisnya di
siang yang menyebabkan waktu istirahatku yang jadi kebablasan.
Kuputuskan siang itu aku tidak kembali lagi ke kantor, meneruskan
waktu istirahat hingga sore ditemani Nani berbagi kenikmatanhubungan
suami-istri yang penuh keindahan birahi.
Kelanjutan
cerita berikutnya adalah ungkapanku dalam keintimanku disuatu sore
hari pada keindahan bagian tubuhnya yang semakin melambungkan
hubunganku dengan Nani.
Pengalamanku
yang intim bersama adik induk semangku sudah beberapa hari
berlangsung, membuatku demikian hanyut dalam nikmatnya dunia yang
baru kurasakan sejak ditinggal kakaknya pulang kampung sekeluarga.
Kesempatan ini benar-benar memberikan pengalaman yang tidak terkira
bagiku.
Kebetulan
sore itu aku terpaksa lembur sampai agak lewat jam biasa pulang
sehingga sampai di rumah kost. Keadaan di luar sudah gelap dan
sementara saya perhatikan lampu di ruang tamu agak remang temaram.
Kubuka pintu ruang depan ternyata Nani sedang tertidur di sofa
mengenakan baju kaos warna krem sebatas paha. Di pundaknya hanya
model tali dengan lubang lengan yang longgar, memperlihatkan bentuk
tubuhnya terutama tonjolan sebagian permukaan buah dadanya yang
membusung. Di selangkangannya mengintip celana dalam warna merah,
pahanya yang jenjang mulus sangat indah serasi dengan celana dalam
merah warnanya. Tampak bajunya tidak sampai menutup seluruhnya,
sehingga menyisakan bentuk segitiga menggunduk di selangkangan yang
dihiasi lembaran rambut halus.
Segera
aku menuju ke kamarku untuk melepaskan baju kantorku hingga tinggal
mengenakan celana dalam dan kaos saja. Ketika aku kembali lagi ke
ruang tamu, kupandangi lagi Nani yang tengah tidur dengan tangannya
diangkat ke atas kapala menampakan ketiaknya yang bersih mulus.
Rupanya Nani pulas tertidur menungguku pulang. Sesaat kunikmati
kemolekan tubuh indah itu sepuas-puasnya tanpa kusentuh. Nafasnya
setiap kali mendorong buah dadanya yang bulat ikut naik turun seirama
hembusan nafasnya. Mungkin karena lelahnya menikmati orgasme panjang
tadi siang masih tersisa. Mulutnya dan bibirnya menganga kecil seakan
mendambakan tetesan spermaku yang hanya dapat memuaskan haus
nikmatnya gairah saat memasuki liang senggamanya.
Saat
itu betapa Nani sudah mulai terbiasa memperoleh nikmat batang
kejantananku yang beberapakali di liang kewanitaannya. Sesaat Nani
merubah posisi tidurnya menjadi tengkurap, dan tangan kanannya
sengaja ditindih tepat pada celah gundukan bibir liang senggamanya
yang masihterbungkus celana dalam merah. Kini aku sengaja lebih
memperhatikan pada jepitan diantara kedua pantat sintal yang mulus
itu. Sekarang dapat kunikmati sepuasnya birahiku tatkala tangan Nani
entah sadar atau tidak, jari tangannya bergerak menggesek-gesek kecil
permukaan celah bibirvagina dengan teratur. Gerakan jarinya
menyebabkan sebagian pinggir celana dalamnya tersingkap dan tampaklah
sebagian bibir kewanitaan yang sepertinya tengah merasakan
gelinjang.
Nafas
Nani mulai agak berubah tersengal, beberapa saat tubuhnya berbalik ke
atas dengan kaki kanan menopang di atas sandaran sofa.
Selangkangannya kini mulai semakin tersingkap pada bagian bibir
kemaluannya karena aktifnya jari Nani sendiri menggesek di sela
vaginanya. Dari mulutnya terdengar desah nafas halusnya yang sedikit
tersengal menandakan kenikmatan Nani selama masturbasi, menambah
gairahku namun tetap kutahan untuk tetap dapat menikmati aktivitas
masturbasinya tanpa mengganggu.
Tiba-tiba
mulai Nani merasakan puncak orgasmenya dengan ditandai getaran dan
gerakkan mengejang-ngejang pada selangkangan dan pantatnya yang
terangkat. "Ehh.. eehh.. eehh.. auuhh.. eehh.. eehh.. auuhh..
eehh.. auuhh.." desah nafasnya diiringi lenguhan mulutnya
sementara matanya masih terpejam menikmati puncak orgasme selama
masturbasi tadi. Gejolak nafsu yang tak terbendung. Pertahananku
gagal juga setelah orgasme Nani tercapai, aku mendekat dan tanganku
ikut menelusuk ke liang senggamanya.
"Aaahh..
Mas, nakal diam aja nggak mau dari tadi.. iih Yayang.. gitu.. aahh,
nggak Nani kasihlo.." rengeknya manja sambil tersenyum masam,
merasa aktivitas masturbasinya kuperhatikan dari tadi.
"Nani
sudah nggak sabar nunggu Mas, yaa.."
"Daripada
sendiri nungguin, apa boleh buat.. Nani juga nggak ngeliat masuknya..
aahh.. dasar Mas nakal, bikin malu Nani, ntar nggak mau.. ahh.."
Nani muncul sambil menggodaku, tangannya memeras celanaku yang sudah
menonjol oleh urat batang kemaluanku yang tegang.
"Emang
nggak kasihan ama adik Mas.. udah nonjol.. kejepit dalam celana
nich?"
"Yach
dech.. tuch udah Nani sediakan air panas buat mandi.."
"Nani
udah mandi belum.."
"Ya,
tapi jangan lama-lama mandinya.. keburu malem."
"Yaa
lah, Aku juga udah nggak sabar lagi, udah pengin juga.. sama.."
Dia
pun tertawa dan remasan tangannya mendarat di tonjolan
celanaku.
"Non,
kalau Mas ngeliat kamu pakai baju begini.. rasanya.. udah deh, pingin
tiap hari ngeliat kamu begitu.."
"Sekarang
bukannya setiap hari Mas nyetubuhin Nani? Seksian mana.. kalau Nani
buka baju sekalian.."
"Ohh
iya.. ya saking nikmatnya jadi lupa.. Jangan dong.. emang di kamar
mandi.."
"Yaa,
kan nanti juga Mas buka.. sama aja dong.."
"Aahh..
udah lah.. yuk, kita mandi.."
Nani
mulai mengecup bibirku, sejenak kami saling berpagut dan bukit bibir
kemaluannya yang masih terlapis celana dalam merah, dia gesek-gesekan
dan cocok-cocokan ke tonjolan depan celanaku memperagakan gerakan
birahinya hingga kemaluanku merasakan kenikmatan pada ujung-ujungnya,
mengundang gejolak nafsu kejantananku yang terpaksa kutahan. Kusudahi
permainan tadi, dan menuju ke kamar mandi. Aku memandang tertegun
dari belakang. Goyangan pantat Nani yang bulat dalam celana dalamnya,
kedua daging montok dan sintal itu demikian mengundang seleranafsu
untuk segera menggaulinya. Aku mulai mengikuti dari belakang dan
tetap memandangi kedua daging montok itu melenggang ke kamar
mandi.
Ketika
tubuhnya membungkuk, kupandangi dari belakang bulu-bulu kemaluannya
yang sebagian tampak keluar dari celana dalam terdesak oleh gundukan
bibir vagina dan membekas segaris celah antara bibir-bibir vagina
montok. Tak kuasa aku menahan, memaksa kedua tanganku meraih celana
dalamnya untuk kulepaskan, tanpa ada reaksi darinya untuk menolak
karena memang seolah sudah menjadiacara ritual yang rutin selama
beberapa kali aku menggauli gadis itu sehingga dia pun
demikianmengerti hal-hal yang dapat membangkitkan gairah untuk selalu
menambah kenikmatan dalam persetubuhan kami, mulai dari kamar mandi,
di ruang makan, di ruang tamu dan berakhir di ranjang kamar
Nani.
"Aku
nggak habis pikir, buah dada Nani kian hari kian montok
saja.."
"Yaang
coba tebak, Nani punya ukuran payudara berapa?"
"Pokoknya..
yang aku tahu.. punyamu selalu menggairahkan dan merangsang, mulus
dan montok nikmat untuk dibelai.. ahh apalagi ya.."
"Memang
juga.. Aku rasakan sejak Mas sering kemot, sepertinya tambah besar
saja ya.. tapi kalau Mas bisa tebak, nanti baru mau Nani kasih lagi
yang spesial buat nanti malam.. tapi kalau salah, Mas yang kasih
Nani.."
"34B,"
tebakanku.
"Aahh
Mas.. pinter, pasti pernah pegang punya cewe lain..
ketahuan.."
"Eee..
yakin.. belum pernah.." sanggahku.
"Nah,
itu sudah bisa nebak.. hayoo, berarti sudah pengalaman.."
"Bener..
boro-boro tahu ukuran, ngeliat payudara beneran saja.. baru punya
Nani.."
"Iyaa
dech, percaya.."
"Nanti
kalau Nani kasih Mas.. yang spesial, Nani juga aku beri
hadiah.."
"Memang
apa, Mas?"
"Akan
aku hadiahi BH yang dapat menambah kelihatan Nani seksi.."
"Janji
lho.."
"Mau
nggak.. sore ini kita keluar, ke toko Matahari.."
"Ayoo
mau aja, tapi Nani mau asal dikasih adik Mas dulu.." katanya
sambil tangannya terus mengocok batang kemaluanku.
Nani
mengambil posisi berlutut sehingga kemaluanku yang sedang tegang
tepat menempel di dadanya yang bulat. Tangannya mengangkat kedua buah
dadanya menyentuhkan ujung putingnya ke pucuk kemaluanku dan digesek,
menimbulkan rasa geli di lubang kelaminku. Mulutnya mengulum penisku
beberapa kali sehingga basah, kemudian dia keluarkan lagi dan mulai
buah dadanya menjepit kemaluanku yang sudah licin.
"Yaang..
gosok-gosok penis Mas, biar Nani jepit pakai susuku?"
"Ehhm..
geli.. ehh, sedot dulu, Non.. yah.. jepit lagi.. eh.. eh..
eh.."
Sesaat
jepitannya kulepaskan dan kudaratkan di pipi, hidung, bibir sambil
lidahnya menjulur menerima uluran kemaluanku, sejenak dijilatnya
kemudian kutempelkan pada mata Nani, telinga bergeser ke lehernya
yang jenjang, seolah tidak ada bagian wajahnya tanpa menerima
penjelajahan batang kemaluanku. "Yang.. biar Nani jilat dan isep
sampai keluar yachh.. eehmm.. ehmm.. ahh.." Mulutnya terus
mengeluarkan dengusan nafas birahi wanita sedang gelisah memuaskan
kelamin pujaannya agar memperoleh kenikmatan, hingga setiap
kemaluanku keluar dari mulutnya dengan lidah menjilat-jilat batangku,
nampak lendir yang semakin pekat memenuhi lidah dan bibirnya hingga
kembali batang coklat tenggelam di mulut Nani, diiringi tegukan
lendir kejantananku tertelan masuk ke kerongkongannya.
"Non..
aku nggak kuat Non.. eh.. geli.. ah terus.. aachh.." Nafasku
sedikit tertahan ketika pertahananku tak dapat kukendalikan lagi,
terlepaslah sperma ke mulut Nani, dengan buru-buru tangannya
mengarahkan ujung penisku ke mulutnya yang menganga siap menerima
spermaku, sambil tangan Nani memberikan kocokan sampai semprotannya
cukup kuat, sebagian dia arahkan ke pipibahkan ke matanya yang
terpejam kemudian leher dan buah dadanya sampai tetes spermaku yang
penghabisan.
"Ouuh..
Yang.. ouhh.. Mas, spermamu menyegarkan Sayang.. ouh.. hmm.. Nani
senang, Mas bisa keluar.." Sambil wajahnya tengadah dengan
posisi berlutut di depanku, tangan kirinya mengusap-usap spermaku
merata di wajah dan buah dadanya, sementara tangan kanan Nani masih
mencengkeram batang kemaluanku.
Sore
itu kami saling menyabun membersihkan sisa-sisa kenikmatan di tubuh
kami berdua serasa pasangan yang amat berbahagia, melewati detik demi
detik gairah nikmatnya cinta. Tanpa sabar lagi Nani menciumku
bertubi-tubi atas kegembiraan janji yang kusampaikan dan masih
tanpabusana kami saling menggosok selama mandi berdua, diselingi
rabaan pada selangkangan dan bukitpayudaranya menambah nikmat cumbu
di kamar mandi sampai selesai.
Sebagaimana
kujanjikan kepadanya ketika mandi, sore itu aku dan Nani naik becak
menuju ke toko Matahari yang tidak berapa jauh dari tempat kami
tinggal. Suasana sore itu sudah mulai gelap sehingga selama
perjalanan tak hentinya aku meremas buah dada Nani, mengingat Nani
saat itu mengenakan baju yang mengundangku untuk lebih leluasa
menyusupkan tanganku ke balik BH yang dia kenakan. Tangan kiriku
sengaja kulingkarkan dari kiri bawah ketiaknya, dan ujung jariku
berakhir di puting payudara sebelah kiri, tepat telapak tanganku
meremas buah dadanya sambil menjepit tonjolan puting dada Nani yang
menegang di balik BH. Aku merasakan birahi sepanjang jalan dengan
keasyikan meremas dada Nani sampai tiba di Toko Matahari. Tidak
begitu lama aku putar-putar di dalam counter yang ada, tetapi segera
menuju counter khusus pakaian dalam. Di sana telah dipajang berbagai
model pakaian dalam dari yang biasa-biasa sampai yang sensual. Model
sensuallah yang akan kuhadiahkan untuk Nani. Ukuran buah dada Nani
termasuk besar dari rata-rata cewek yang kulihat dan bandingkan
walaupun aku baru pertama bisa merasakan bentuk payudara wanita
dewasa untuk kurasakan kenikmatannya, ukuran buah dada yang besar itu
bisa membuat Nani tampil PD. Nanilah gadis yang pertama kali bisa
kunikmati payudaranya yang sebesar itu, benar-benar kemujuran bagiku
mendapatkannya.
Nani
melihat-lihat di bagian bra. Semula aku agak malu tapi aku nekat
memberanikan diri juga.Langsung kupilih bra yang seksi sambil Nani
bertanya padaku untuk menunjukan yang paling seksi. Ternyata aku
memilih yang lain dari yang dia kasih lihat tadi, Nani tanya ukuran
bra yang kupilih tadi, ternyata tidak ada ukurannya untuk buah
dadanya. Aku sempat bingung dan berbisik pada Nani, "Ukuran
payudaramu emang berapa sih?"
Sambil
senyum-senyum menutup mulutnya setengah berbisik Nani bilang, "Cuma
36C.."
"Hahh..
kok tadi bilang 34B.. nggak salah nih."
Aku
bengong mendengar ucapan Nani itu, "Pantesan.. aku nggak tahan
bisa lepas dari tetekNani.."
Akhirnya
Nani memilih satu bra dan CD yang satu set. Nani sedikit kurang enak
bila dipandangi orang lain, sehingga aku dan Nani pura-pura sambil
lalu melihat untuk memilih model yang kuinginkan. Agak menjauh
kubicarakan dulu dengan Nani, sampai pada pilihan yang kami inginkan,
baru aku mendekati ke counter dan melihat-lihat sebentar dan tak lama
kemudian segera Nani memasukkan ke kantung belanja dan Nani kusuruh
menuju ke kasa dengan uang yang sudah kusiapkan.Sementara Nani antri
di depan kasa, aku segera putar mencari baju terusan buat Nani,
tanpasepengetahuannya. Pilihanku tetap bentuk yang sensual buat Nani
yang segera kuambil serta segera kususulkan ke kasa dimana Nani
tengah antri.
Aku
merasa tidak tahan terlalu melihat-lihat di dalam toko itu, karena
yakin pikiran kami berdua sudah dipenuhi gairah yang tertuju ke
rumah. Perjalanan kami ke rumah berdua walau dekat, di atas becak
serasa membosankan, tidak sabar untuk meremas payudara Nani seperti
halnya waktu kami berangkat.
Tepat
pada jalanan yang agak gelap, kusuruh Nani melucuti BH-nya saja
sekalian dan memasukkan ke kantung belanjaan, "Sret.. sret..
sret.." lepaslah benda penghalang tanganku untuk bergerak lebih
leluasa memperoleh kedua daging montok itu, karena kini hanya
terhalang baju kaos longgarnya saja.
"Aduuh
Mas, bener-bener nggak sabar sayaang.. pelan-pelan saja yaa, nggak
enak dilihat orang..ahh geli Sayang.. eehhgg.." agak berbisik
dia melenguh geli.
Kedua
tanganku masuk dari kedua sisi belahan di bawah ketiak Nani meremas
dan mejepit puting susunya sambil tubuhnya kupeluk rapat ke tubuhku,
"Ehh.. Mas.. Nani geli banget.. Mas udah nggak sabar.. nekat
juga bercumbu di jalanan.."
"Yah,
rasanya aku sudah tidak sabar.. Sayang," kecupanku menutup bibir
Nani.
Sesampainya
di rumah segera saja Nani langsung masuk ke dalam kamar dan aku
menyusul sewaktu Nani sedang mematut bra yang baru dibeli tadi. Saat
itu Nani menyuruhku untuk duduk saja di dekat meja, sedangkan Nani
duduk di depan meja rias. Dia hanya mengenakan celana dalam dan dada
terbuka, sambil mengamati BH baru di tangannya yang akan
dicobanya.
"Sabar
sebentar ya Maas.. duduk dulu yang manis di situ yaa.. jangan
dekat-dekat dulu," cegahnya.
Aku
terpesona melihat Nani, betapa indahnya buah dada montok itu dilihat
dari samping saat mengenakan cup BH baru sementara di celanaku sudah
menonjol lagi.
"Gimana
nich Yaang.. emang pantes model bra ini buat Nani?" tanya Nani
berusaha meyakinkankuuntuk mengomentarinya.
"Aku
dong yang mestinya memasangnya.. aku kan yang tahu cantik tidaknya ke
tubuh Nani."
"Ah,
ntar Mas pasti maunya mainin nenen Nani lagi saja.." terpesona
aku melihat buah dadanya yang busung, mungkin karena melihat puting
Nani yang agak menonjol waktu itu karena tidak memakai BH di balik
daster tipisnya karena kebiasaan Nani kalau di rumah kadang-kadang
suka tidak memakai BH, terutama waktu udara lagi panas.
"Kalau
sering nggak pake BH ada yang bilang entar buah dada bisa cepat turun
Mas?"
"Ah,
asal sering diremas seperti punya Nani, nggak dong.." alasan
karena aku begitu terangsang.
"Memangnya
tangan Mas mau megangin terus, buah dada gede itu harus ada yang
nyangga.." Sambil melirik matanya menggodaku, bahwa menyadari
aku sedang mengagumi miliknya yang indah. Payudaranya benar-benar
mengundang siapa pun tahan berlama-lama memandang untuk menikmati.
Keindahan buah dadanya seolah selalu menumpahkan birahi dari balik BH
36C yang dia kenakan. Besarnya birahiku menikmati keindahan buah dada
wanita kusadari sebagai obsesiku sejak dulu.
"Sini
dong Yaang.. katanya mau memasangkan BH barunya ke Nani.."
segera kuhampiri tubuh telanjang itu. Gadis muda ini memang cantik
dan seksi. Berkulit kuning bersih, dadanya menonjol bulat. Ketika
sebelah kakinya sengaja dia naikkan ke bibir dipan yang memang agak
tinggi itu, pahanya yang putih mulus merangsang sekali.
Kupegangi
BH yang baru, dan kupasangkan cup bra 36C-nya tepat pada kedua bukit
payudara Nani.Tangannya ke belakang mengaitkan kaitannya di punggung.
Di saat tangannya ke belakang ini, buahdadanya tampak semakin
menonjol. Aku tak tahan lagi, batang kelaminku bertambah tegak
mengeras mendorong celana dalamku menonjol. Aku menggeser cup BH-nya
lebih ke bawah. Kini lebih banyak bagian buah dada itu yang tampak
semakin membusung dan tanganku mengelus bagian bulat mulus itulalu
kucium permukaannya, tanda kekagumanku akan keindahan bukit
payudaranya.
"Wah..
kamu memang benar-benar cantik sayang.." pujiku.
Di
dada Nani kini tampak dua gumpalan daging kenyal putih, begitu sesak
tertahan BH. Aku bertahan untuk memuaskan mataku memandangi keindahan
bentuk liku tubuh Nani. Nani senyum tersipu, "Ahh.. Mas bikin
Nani malu, dilihatin begitu.. Mas suka yach.. Nani pakai BH
ini.."
"Yah
kalau nggak suka, masa mataku tersiksa sampai nggak bisa kedip,
sekarang celana dalamnyayang baru sekalian dong, biar komplit."
Nani
segera membuka celana dalam yang masih dikenakannya dan
memelorotkannya sambil membungkukkan badannya sehingga aku dari
belakang terlihat tonjolan bukit kemaluannya. Aku tertegun saat
melihat bukit liang kewanitaannya yang benar-benar kencang dan padat
itu. Aku yakin itulah yang membuat jepitan ke batang kemaluanku
sangat kuat dan sedotannya terasa sekali, karena kencang dan padat,
membuat ketagihan penisku untuk terus dibenamkan di dalam liang
vaginanya.
"Ooohh..
Maass.." Nani merintih keenakan, saat jari tengahku kugosokkan
diantara bibir vaginanya dari belakang. Dan kulanjutkan dengan
tanganku membantunya untuk menarik celana dalam Nani agar terlepas
dari pinggulnya yang bulat montok itu. Kupeluk dulu tubuh telanjang
Nanidari belakang dan kudekap payudaranya yang sudah tertutup BH
sementara ciumanku mendarat pada lehernya yang jenjang.
"Uugghh..
Yaang.. Nani nggak tahan.. Mas punya penis udah nakal di pantat
Nani.." ketika merasakan batang penisku menyodok diantara
pantatnya, tepatnya di selangkangan Nani. Nani berusaha menggeser
melepaskan pelukanku. Kupasangkan celana dalam baru, yaitu model CD
yanghanya diikat tali di pinggulnya yang apabila dipakai tampaklah
paha belakangnya mulai dari pangkal pinggul dan kakinya yang mulus
nampak sempurna, sehingga benar-benar membuatku terangsang dan dengan
satu kali tarikan celana itu akan terbuka. Ouwhh.. ingin rasanya aku
segera menyetubuhinya dan lengkaplah apa yang kuinginkan akan
penampilan Nani dengan sepasangCD dan BH yang menggairahkan birahi.
BH yang membungkus buah dadanya yang berukuran 36C sangatminim dan
sempit seakan buah dada Nani akan tumpah, nampak putingnya yang besar
berwarna coklat kehitaman tampak jelas di balik BH tipis berwarna
putih itu.
"Non..
kamu tambah merangsang saja," sambil berdiri kupeluk demikian
kuat tubuhnya. Aku mulai mencumbunya, saling berpagutan diantara
bibir, sambil tanganku mengusap leher dan punggungnya.Tanganku
menelusuri bagian V ujung celana dalamnya, memberi pijitan empuk ke
bibir vaginanya yang kenyal itu. Birahiku semakin memburu untuk tidak
dapat kutahan lagi untuk berbuat lebih jauh lagi. Segera kupeluk
tubuhnya dari belakang. Dengan cepat kubuka celana dalam Nani dan
kupelorotkan dari tubuhnya. Seketika itu aku lagi-lagi terpesona
melihat tubuh yang sintalitu dalam pelukanku hanya mengenakan BH.
Ketiaknya yang putih bersih dan wangi sangat merangsang untuk kucium
dan kujilati. Di selangkangannya kuraba gundukan daging yang tertutup
oleh bulu-bulu yang juga lebat. Bulu-bulu halusnya. Dalam hati, aku
ingin mencumbunya dengan lembut dan tidak tergesa-gesa menuju
kepersenggamaan yang sebenarnya.
Dengan
perlahan tanganku mengusap dan mengelus bagian permukaan yang
menggunduk bulat mulus payudaranya pada bagian yang tidak tertutup
cup BH. Kuturunkan tanganku lebih ke bawah, terus sampai batas bawah
BH, mulai tanganku menyelusupi gundukan daging di baliknya, mencari
puting susunya dan bulatan mengeras kuperoleh sambil kupilin, semakin
tegang dan keras puting susu Nani yang semakin menonjol.
Aku
mulai menjepit kedua puting Nani dengan jari telunjuk dan jari
manisku, sambil sedikit menariknya dengan perlahan. "Enak ya
rasanya.. nggak puas kalau nggak kupijit."
"Ah
Yaang.. menyiksa Nani.. terus Sayang enak.."
Kedua
puting dengan cepatnya mengeras, terasa sakit bercampur nikmat.
"Ah..
ah.. enak sekali rasanya," Nani segera akan berbalik
menghadapku, tapi aku menahannya, tangan Nani mulai mengarah tengkuk
leherku. Sementara itu tanganku tetap meremas payudara Nani. Oh
begitu nikmatnya, Nani betul-betul terangsang. Tangan kananku mulai
bergerak menuju bawah dengan perlahan dan sampai ke bawah pusar,
kugosok pada bagian V antara selangkangnya. Aku mulai mengelus rambut
bawah Nani yang halus sedikit keriting.
"Aduh
Maas.. sudah banjir.." memang Nani merasa bagian bawah Nani
sudah mulai lembab dan akuterus mengelus dengan lembutnya.
"Mass..
geli.. hehh.. eehmm.. teruss.. Sayang.. enak.. ah.. ah.. aduh Mas..
ah.. saya tidaktahan.. enak sekali.."
"Gimana..
enak rasanya.."
"Ah..
Mas enak sekali.. terus Mas.. jangan berhenti.. satu lagi Mas..
ah..!" lidahku menjilat bagian belakang telinga Nani. Gelinjang
tubuhnya mulai kurasakan, tanganku sebelah kanan turun ke bagian
perut dan semakin ke bawah mencapai ke pinggir atas pahanya dan
tanganku kuselipkan ke gundukan daging yang ditutupi oleh bulu-bulu
lebat dan halus diantara pangkal pahanya. Jariku mulai
menggosok-gosok gundukan daging itu, ke atas dan ke bawah sementara
itu telapak tangan kiriku masih menyusup ke balik BH-nya yang terasa
benar terlalu sempit untuk buah dada berukuran 36C atau mungkin
hampir tak mampu membungkus payudara semontok itu. Dengan bernafsu
kuremas-remas buah dada montok di balik BH yang masih membungkusnya,
hasratku untuk bersetubuh begitu menggebu bahkan dengan berpikir
seperti ini saja sudah penisku berdenyut.
Tak
puas sampai disitu kudekatkan wajah dan mulutku ke buah dadanya
sebelah kanan lalu dengan kucium dan kujilat daging susunya dengan
sepenuh perasaan. Kupejamkan kedua mataku menikmati indahnya gairah
cumbuku dengan Nani. Masih pada posisiku memeluk Nani dari
belakang.
"Ooowww..
Mass.. geli ahh.. mm.. aduuhh.. jilatanya.. auwww.. aa.. iihh..
nakal.. mm.. uuhh.. ih.. gelii.." Aku semakin bernafsu, "Crosp..
crosp.." ketika mulutku mulai menghisap dan menyedot permukaan
daging payudaranya dan bibirku mulai aktif mengenyot permukaan buah
dadanya itu agar meninggalkan bekas tanda merah pada permukaan daging
yang putih mulusitu. "Oowww.. aduuh.. Maass.. gelii.. mm..
aahh.. iihh.. mm.. aduuhh.. sakit Mass.." pekik Nani semakin
keras.
Kini
posisi berhadapan dengan tubuh saling merapat, semakin asyik menyedot
dan menghisap daging buah dada montoknya secara bergantian dan
sementara Nani semakin asyik merintih keenakan, jemari kedua tanganku
mulai bergerak menyusuri sekujur tubuh mulusnya yang seksi, mulai
dari punggungnya yang halus mulus terus bergerak ke bawah ke
pinggulnya yang bulat aduhai begitu menggemaskan. Aku meremas pelan
pinggul dan pantatnya dan semakin lama semakin kuat sakinggemasnya.
Begitu kenyal dan padat dan penisku makin menonjol membelah
selangkangan Nani yang masih tertutup CD. Batang penisku yang
menegang semakin menggila, kugesek naik turun makin cepat, kurasakan
sudah berkali-kali cairanku keluar menandakan sudah saatnya untuk
melakukan senggama. Namun jari tanganku masih belum berhenti menjamah
tubuh Nani yang merangsang ini.
Jari
telunjuk dan tengahku kugunakan untuk menyibak bibir-bibir
kemaluannya untuk mencari jalan masuk ke vaginanya. Nani menyedot
lidahku dengan lembut. Uh nikmatnya, tanganku menyusup diantara dada,
meraba-raba dan meremas kedua belahan susunya yang montok
itu.
"Mmm..
oohh.. Nani.. aahh.." kegelian bercampur nikmat saat Nani
memadukan kecupannya dileherku sambil menggesekkan selangkangannya
yang basah itu pada penisku.
"Mas..
sedot susu Nani lagi.. Yaang.." tangannya meremas sendiri buah
dada itu, aku tak menjawabnya, bibirku merayap ke arah dadanya,
bertumpu pada tangan yang kutekuk sambil berusaha meraih susunya
dengan bibirku. Lidahku mulai bekerja liar menjelajahi bukit kenyal
itu senti demi senti.
"Ohh..
Ohh.." rontaan perempuan itu mulai mengendur.
"Aawww..
aduuhh.. Mass.. aawww.." pekik Nani kegelian.
"Mmm..
enak sekali Non.." bisikku setengah serak.
"Mas..
Maass jilat memekku Sayaang.." bisiknya pelan terdengar
bernafsu.
"Oouuh
yaahh.. Mas.. oouuhh.. yaahh.. terus Sayang.."
Cukup
lama sekali kukira aku mencumbu alat kelaminnya itu, sampai kira-kira
lima menitan saat jerit gairahnya terdengar. "Mas.. Mas..
yaach.. buka mulutmu Sayang.. aduuhh.. aku mau keluar Sayang.. uuhh..
oouugghh.." pekiknya keras. Rupanya Nani sudah hampir sampai ke
puncak orgasmenya. Sambil pinggulnya diangkat, jemari tangan kirinya
menyibakkan bibir vaginanya yang sudah basah habis kujilati sedang
jari telunjuk kanannya menggosok-gosok daging vaginanya dengan cepat.
Dapat kulihat jelas liang vaginanya yang mungil dan sudah basah itu
sedikit membuka. Melihat pemandangan merangsang itu segera kubuka
mulutku lebar-lebar menunggu cairan orgasme tumpah keluar.
Tiba-tiba
saja beberapa semprotan bening dari liang kemaluan Nani tumpah keluar
langsung masuk ke dalam mulutku. Hmm.. ada rasa asin dan gurih
bercampur jadi satu, langsung kutelan nikmatsemuanya. Baru sekali ini
aku tahu bahwa wanita juga dapat menyemburkan cairan orgasme.
Nani
mengerang dan merintih panjang menikmati puncak orgasmenya.
Pinggulnya yang seksi aduhai sampai menggeliat-geliat hebat saking
enaknya. Ssstt.. indah sekali. "Nnngghh.. uuhh.."Kudekatkan
mulutku ke lubang kemaluannya yang masih meneteskan cairan
kenikmatannya itu. Kuhisap dan kusedot sekuatnya sampai kurasakan
tidak ada sisa lagi cairan yang keluar. Lidahku mengecap sedap
menikmati lendir orgasme Nani sebelum akhirnya kutelan
habis.
"Uuuhh..
Mas.. Mas.. oouhh.. makasih Sayang.. uuhh.. barusan nikmatnya bukan
main Sayang.." bisik Nani letih setelah orgasmenya berakhir.
Kedua belah pantatnya dihempaskan ke dadakuyang bidang. Kini dapat
kulihat kembali wajah cantiknya yang tampak berkeringat basah. Namun
rona-rona kepuasan dan kebahagian terpancar di wajahnya. Kubisikkan
ke telinganya permintaanku yang khusus. "Non.. kalau Mas pulang
kantor, Nani pakai BH-nya yang beli tadi yaah.." begitu
keinginanku, dan dia hanya mengangguk, "Heech.." Aku
mengecupnya sebelum malam itu terlelap menikmati malam yang indah
dalam pelukan gadisku yang semakin menggairahkan. Dan malam yang
hangat itu beberapa hari terus berulang dalam suasana yang bebas di
rumah kostku yang sedang sepi, hanya aku bersama Nani.
Disaat
lelap tidurku setelah sore itu kuberikan hadiahku sebuah bra dengan
ukuran 36C itu, kembali Nani memintaku memenuhi gairahnya yang
kembali bergelora ditengah malam. Mula-mula antara sadar dan tidak,
aku merasa ada yang memberi gairah, sampai batang kejantananku
terasaberdenyut nikmat. Barulah tersadar ketika penisku terasa
tergesek sesuatu yang agak keras, dan ternyata gigi Nani menggores
ujung batang kejantananku. Terjaga dari tidur, ternyata mulut Nani
tengah mengulum ujung penisku dan mengisap-isapnya demikian asyik dan
kami sudah sama-sama telanjang.
Aku
segera bangun dan saat melihatku seakan Nani mengerti lalu menggeser
tubuhnya agar tubuhku segera menindihnya untuk mulai percumbuan di
tengah malam. Huuh.. enak rasanya saat kulit dada dan perutku
bergesekan dengan kedua paha mulusnya itu. "Mmm.. Mas.. aku siap
dimasuki kejantananmu Sayang.." bisik Nani lembut. Wajahnya yang
cantik itu nampak sedikit kusut setelah bangun tidur. Dan sstt.. aku
merintih nikmat dan seakan tak percaya ketika dengan penuh kelembutan
jemari lentik Nani yang halus itu lalu memegang sembari memberi
sedikit remasan gemas pada batang penisku yang sudah tegang sempurna
dan membawanya ke celah bukit kemaluannyayang sangat merangsang
birahi kelelakianku.
Hhmm..
aku kembali meremas-remas dan memuntir gemas kedua buah dadanya yang
montok dan kenyal."Aahh.." aku kembali merintih nikmat
ketika Nani kembali meremas batang penisku. "Alat vitalmu
menggairahkan sekali Mas.. setiap kali membuat birahi Nani naik
terus.." bisiknya lembut, lalu kemudian Nani mulai mengangkat
pinggulnya ke atas dan sedikit digeser ke atas pinggangku sehingga
bibir kemaluannya yang rapat itu tepat berada di atas batang penisku
yang menegang. Bibir kemaluannya disibakkan sendiri dengan membuka
bibir vaginanya agar lebih leluasa penisku memasuki persenggamaannya.
Perlahan lalu ditempelkannya kepala penisku ke belahan
bukitkemaluannya dan diselipkan di situ. Sambil terus diremas-remas
dan dikocok perlahan batang penisku yang menegang, Nani mulai
menurunkan pinggulnya ke bawah dan, "Sleppss.." kurasakan
ujung kepala penisku mulai memasuki sebuah lubang sempit diantara dua
bibir liang senggama Nani. "Uuugghh.." bibirku tanpa terasa
bergetar menahan sejuta rasa.
"Mmm..
uuhh.. iihh.. penismu Mas.. awww.." rintih Nani sedikit
membimbing penisku masuk lubangkewanitaannya secara perlahan-lahan
kulihat kepala penisku mulai tenggelam menembus ke dalam liang
vaginanya.
"Aaahh..
Nani.. oouuhh.." Aku mengerang merasakan kenikmatan saat liang
vaginanya menjepitbegitu ketat kepala penisku yang besar. Seakan
diremas dan diurut oleh daging hangatnya yang lunak itu.
"Aaahh
terus Non.. aku.. ouuhh.. teruss.. yaahh.. eenaaknya Nani.. oouuhh.."
Aku menggeliat keenakan. Kupejamkan kedua mataku menikmati sensasi
yang menggairahkan.
"Mas..
Mas.. yah.. oouuhh.. Sayang.. mmhh.." rintih Nani sembari
kurasakan ia terus menekan pinggulnya ke bawah. Seakan tiada hambatan
dan begitu lancar selain rasa ketat dan hangat yang kurasakan pada
separuh batang penisku yang telah berhasil memasuki lubang
vaginanya.
"Aaahh..
terus Nani.. aahh.." pekikku semakin keenakan. Mili demi mili
kurasakan lubang ketat vaginanya semakin dalam menjepit batang
penisku. Seakan mencengkeram hebat saking sempitnya.Sekujur tubuhku
seolah gemetaran menikmati sensasi seks ini. Kukonsentrasikan seluruh
perasaan nikmatku pada jepitan hangat lubang kemaluan Nani yang
secara terus menerus menyedot habis seluruh alat vitalku.
"Uuuh..
mm.. penismu Sayang.. keras sekali Mas.. uuh.." Akhirnya dengan
satu hentakan kuat amblas sudah seluruh batang alat vitalku tenggelam
ke dalam liang vaginanya yang sangat ketat dan hangat. "Hmm..
penismu dorong lagi Sayang.. Mas.. ayo.. yang dalam Sayang.."
Aku merintih nikmat merasakan batang penisku terjepit begitu sangat
kuat, seakan diremas, diurut dan disedot oleh lubang vaginanya yang
hangat. "Woowww.. Luar biasa sekali Mas.. benar-benar besar dan
memuaskan.. Uuuh.."
"Oouuhh..
Nani.. nikmaat sekali.. aahh.." erangku keenakan. Lutut dan
sekujur kakiku sampai gemetaran menahan rasa nikmat yang baru pertama
kali ini kurasakan. Aku benar-benar tidakmenyangka jepitan hangat
liang vagina milik Nani ini sampai membuat jiwaku seakan melayang ke
awang-awang.
"Non..
lubang memekmu rasanya hangat.. sempit jepitannya.."
bisikku.
"Mungkin
air vaginaku mulai keluar, hmm.. kenapa Sayang.. licin yaa..
penismu.. rasanya hangat yah.." bisiknya mesra menggoda. Aku tak
sanggup menjawab lagi selain hanya merem melekkeenakan. Sambil
setengah tertawa kecil direbahkannya tubuh bugilnya ke badanku
sehingga kedua buah dadanya yang sebesar melon itu menekan dan
menempel ketat di dadaku yang bidang.
Ughh..
Nikmat sekali rasanya. Kupeluk gemas tubuhnya yang mulus dan montok
itu. Wajahnya yang cantik menunduk ke arahku dan sejenak kemudian
kami berdua kembali asyik saling bercumbu bibir. Sementara itu
kurasakan kedua paha mulusnya yang mengangkangiku kini menjepit
pinggangku dengan ketat. Aku menggelinjang keenakan merasakan
otot-otot daging vaginanya yang menjepit batang penisku seakan
memelintir dan meremas begitu ketat. Kupejamkan kedua mataku dan
sejenak kemudian kurasakan pinggulnya mulai bergerak turun naik
menyetubuhiku. "Aaahh.." Aku mengerang-erang keenakan
diantara cumbuan bibir Nani saat liang vaginanya yang sempit dan
hangat itu mulai menggesek batang penisku keluar masuk.
"Ooouuhh..
Non.. oouuhh.. yaahh.. oouuhh.." erangku nikmat.
Begitu
lembutnya Nani menggoyang pinggul turun naik dengan sangat telaten.
Waktu serasa begitu panjang dan lama sekali. Kami berdua bercumbu
mesra sembari saling mendesah keenakan menikmati pergesekan luar
biasa pada alat kelamin kami yang telah menyatu. Vagina Nani
menggesek keluar masuk batang penisku yang seolah diplintir-plintir
tak karuan. "Nnngghh.. Non.. oouuhh.. nikmaat sekali..
aahh.."
"Uuuhh..
Mas.. penismu nyampai ke dalam sekali Sayang.. nngghh.."
Semakin
lama Nani bergerak semakin cepat menaikturunkan pinggulnya membuat
alat vitalku semakin kuat menggesek keluar masuk ke dalam lubang
kemaluannya. Kemaluanku sampai terguncang-guncang saking kuatnya Nani
menghentak ke bawah. Aku merasa tak ada lagi batang penisku yang
tersisa diluar karena begitu Nani menghentakan pinggulnya ke bawah
seluruh batang penisku serasa dijepit kuat oleh bibir daging
kelaminnya yang hangat sampai kandas.
Kemaluanku
merasakan nikmatnya senggama yang sangat luar biasa ini. Sambil
saling berpelukan erat kurasakan Nani merintih dan mengerang semakin
keras. "Oouuhh.. Mas.. Mas.. Yaang..oouuhh.. oouuhh.." Aku
menduga Nani sebentar lagi akan orgasme. Benar saja, kemudian
kurasakan otot-otot daging vaginanya tiba-tiba menjepit alat vitalku
dua kali lebih kuat membuatku. Sekujur tubuhku menahan rasa nikmat
yang tak terkira.
Tiba-tiba
tubuh Nani terasa kaku dan kedua pahanya yang mulus itu diluruskan ke
samping kiri dan kanan sambil mengejang kuat berulang kali. Aku
sendiri merasakan liang vaginanya menjepitpenisku luar biasa kuatnya
seakan diremas-remas dan dikenyot alat vitalku. Nani mengerang
panjang sambil mengejang nikmat berulang-ulang. Sejenak kemudian
kurasakan seluruh batang penisku merasakan cairan hangat.
"Ooouuhh
Mas.. Mas.. penismu.. oouuhh.." pekiknya nikmat di puncak
orgasme keduanya. Beberapa detik kemudian Nani akhirnya terdiam
kelelahan. Lubang kemaluannya masih menjepit batangpenisku sampai
kandas. Kupeluk dan kubelai mesra pinggang dan punggungnya yang putih
mulus menenangkan perasaannya yang baru terpuaskan.
"Kau
puas Non.." bisikku penuh kasih sayang.
Ia
mengangkat wajahnya yang tampak basah berkeringat dan letih. Bibirnya
yang merah tersenyum penuh kepuasan yang tak terkira.
"Mas..
yaahh.. oohh.. kau kuat sekali Sayang.. kamu sendiri belum juga
keluar Sayang.. ohh.. kau hebat Mas.. penismu.. cupp.. cupp.. serasa
membuat aku gila," katanya pelan sambil mengecup bibirku penuh
kemesraan. Aku tersenyum bangga, aku sendiri juga tidak mengira dapat
mengimbangi bahkan lebih tahan lama saat bersenggama dengannya tadi.
Padahal jepitan dan gesekan liang vaginanya luar biasa ketat dan
nikmatnya.
"Uuuhh..
Mas.. panjang sekali penismu Sayang.. uuhh.. malam ini keluarkan air
spermamu.. sepuasmu Sayang.. uuhh.. Aku juga puas Sayang,"
bisiknya penuh gairah nafsu.
Aku
masih sempat tersenyum geli diantara desah kenikmatanku mendengar
ucapannya.
"Uuuhh
Sayang.. kuat sekali Mas.. hmm.. benar-benar kau laki-laki pemberi
gairahku.. uuw.." bisiknya manja.
"Non
Sayaang.. Non ingin beberapa kali lagi malam ini?" bisikku gemas
menahan rasa nikmat.
"Ehh..
hik.. hik.. Mass.. maunya sampai subuh.. Nani merasakan birahinya
teruss.. mm.. Nani minta kepuasan terus Mas, maafkan Nani pengin
terus seperti nggak ada puasnya kalau hanya sekali, memeku nyut-nyut
terus kalau megang kemaluan Mas yang lagi tegang, boleh nggakYaang.."
bisiknya mesra.
Sungguh
tak terperikan rasa nikmat yang kurasakan. Jiwaku seakan diatas
awang-awang terbang ke dalam sorga kenikmatan yang luar biasa.
Kukecup dan kukulum bibirnya yang merah sepenuh perasaan. "Nnnghh..
Mas.. barusan sepertinya banyak sekali air spermamu Sayang.."
bisiknya manja menikmati tubuhnya yang sedang kusemai. Aku tak tahu
lagi sudah berapa semburan yang kutumpahkan ke dalam liang rahimnya,
betapa kenikmatan yang sedang melanda tubuhku itu membuat seakan
ringan tak berdaya menyetubuhinya seakan tiada rasa puas dalam hatiku
untuk terus menggeluti tubuh Nani yang montok dan sintal
ini.
"Terkadang
aku ingin berhenti.. tapi terasa masih kurang juga bagai mau
pingsan.. kecapekan.. hik.. hik.." keluhnya manja.
Begitu
luar biasa nikmatnya. Perasaanku sekarang seolah begitu
ringan.
"Nnngghh..
Non.. nngghh.. oohh.." bisikku gemas.
"Iiihh..
Mas.. sudah ah.. hik.. hik.. nakal sekali kamu Sayang.. cabut dulu
ahh.. kemaluanku gellii, mau lagi sih tapi istirahat dulu.."
rintihnya kenikmatan.
Jemari
tangannya dengan gemas mencubit pantatku yang masih bergerak turun
naik menyetubuhinya."Mas.. Mas.. hik.. hik.. aawww.. nggak tahan
gelinya Sayang.. jangan cepat-cepat masukinnya Sayang.. aawww.."
Nani merintih kegelian ketika kucabut batang kejantananku dari
liangsenggamanya. Alat vitalku terasa masih sedikit gatal-gatal dan
masih menegang seolah masih menyimpan keinginan yang
terpendam.
"Aduuhh..
Mas.. Sayang.. iihh.. gelii.. ah Sayang.. nngghh.." bisiknya
lirih. Namun diakhir ucapannya itu aku merasa Nani mulai merasakan
kenikmatan lagi.
"Non..
air spermaku mau keluar lagi nih biar keluar di dalam saja ya,
Yang.." bisikku mulaimerasakan kenikmatan senggama itu
kembali.
"Oouuhh..
Mas.. kau luar biasa Sayang.. oouuhh.." bisiknya sembari
menikmati sodokan alat vitalku yang mulai menggelitik klitorisnya ke
sorga kenikmatan. Kedua pahanya yang mulus kembali menjepit
pinggangku erat. Kedua tangannya memeluk tubuhku mesra dan jemari
tangannya mengelus mesra punggungku yang berkeringat basah. Begitu
nikmat dadaku menindih kedua bulatan payudaranya yang kenyal dan
padat itu. Kedua puting susunya terasa keras dan runcing menusuk
kulit dadaku. Geli rasanya. Kami saling bercumbu bibir sembari
menikmati rasa nikmat pergesekan alat kelamin kami yang saling beradu
untuk mencari kenikmatan.
"Mas..
yaahh.. cupp.. cupp.. oouuhh.. ngghh.. oowww.. air spermamu biar aku
simpan di dalam rahimku Sayang.. heeh.. heeh.. yaahh.. aauuwww..
enak.. nyuutt.. nyuutt.." rintih Nani nikmat. Mungkin sekitar
setengah jam lebih karena kami berdua sudah sama-sama terpuaskan
tadi, tetapi justru terasa jauh lebih nikmat. Kami berdua bisa
sama-sama berkonsentrasi dan merasakan secara lebih mendalam dan
lebih menjiwai persenggamaan ini. Setiap kami saling menggesek, kami
bisa merasakan nikmatnya itu sampai ke tulang. Ia kadang sampai
melenguh panjang keenakan ketika kubenamkan secara perlahan batang
penisku ke dalam lubang kemaluannya sampai kandas, begitu pula ketika
kutarik batang penisku itu pelan-pelan keluar dari lubang kemaluannya
sampai-sampai ia menggigit pundakku karena gemas.
"Aaahh..
Mas.. Mas.. nngghh.. nikmaatnya Sayang.. terus Sayang.. ulangi lagi..
aahh.. uuhh .. yaah.. mm.." rintihnya. Tak terasa begitu cepat
sekali rasa nikmat itu berakhir, pinggulku terhempas lunglai di atas
tubuh Nani. Alat vitalku bermandikan air sperma di dalamliang
vaginanya. Kurasakan batang penisku itu mulai bergerak menyusut. Nani
menciumi bibirku dengan gemas. Berkali-kali mulutnya mengulum bibirku
sampai lama sekali. Dari wajahnya terbayang betapa sangat puasnya dia
malam ini. Begitu terlihat cantik dan alami meski tampak basah
berkeringat. Kedua matanya yang kelihatan sedikit letih memandangku
mesra.
"Ooh..
Mas.. aku benar-benar merasakan persetubuhan tadi nikmat sekali..
Mas.. nikmat sekali.. kali ini terasa lain.." Rasa gemas
disertai pelukan yang erat sekali seolah tubuhku dan tubuhnya lumat
menjadi satu dalam gelora puncak gelombang lautan birahi.
"Aku
juga Non.. begitu nikmat sekali.. hmm.. indah sekali Non.."
bisikku letih.
Nani
masih terkapar. Aku lunglai di atas tubuhnya. Ini sudah keempat
kalinya aku bersetubuh dengan Nani hari itu. Yang terakhir inilah
kurasakan sangat berbeda dibanding sebelumnya. Lebih nikmat, lebih
memuncak, lebih lama, lebih banyak aku mengeluarkan spermaku, susah
untuk diceritakan.
"Ooh..
Mas, kamu hebat.." diciumnya pipiku dengan gemasnya.
"Apanya
yang hebat, Nani."
"Mas
betul-betul lelaki milik Nani.. ini milikku Mas." tambahnya
diremasnya penisku dengan gemas.
"Mas,
luar biasa." tak putus-putusnya ia memujiku.
"Memang
enak nggak tadi, Non?"
"Wow..
bukan main.. Nani mau lagi sebelum Mas pergi ke kantor!"
Kupeluk
tubuhnya, aku merasa bahagia sekali.
"Nani
sayang.." aku berbisik semesra mungkin.
Agak
kaget Nani memandangku, lalu tersenyum, manis sekali.
"Ada
apa Yang?" Nani memanggilku.
"Aku
sayang Nani."
Kucium
bibirnya.
"Hhmm.."
lenguhnya.
"Kalau
lama, enak sekali ya Non."
"Kok
kamu tadi bisa lama."
"Nggak
tahu, Non. Mungkin karena tadi sudah yang kedua, jadi bisa nggak
cepet orgasme."
"Atau
mungkin karena Mas udah mulai berpengalaman."
"Yang
sudah pengalaman Nani kali."
"Aaa..
Huu.. awas yach, nuduh Nani," sambil mencubit
penisku.
"Maksudku,
Nani tambah berpengalaman dalam memberiku kenikmatan selama 3 hari
ini," godaku lagi.
"Aaah,
udahlah, Mas." kami lalu diam lagi.
"Mas.."
panggilnya tiba-tiba.
"Ya..
Sayang."
"Jangan
tinggalin Nani, Ya.."
"Oo,
nggak dong. Nani yang udah memberikan kehangatan begini mau
ditinggalin."
"Nani
serius, Mas.."
"Saya
juga serius, Non.. Saya ingin begini setiap hari, Non."
"Saya
butuh kamu Mas, Mas telah semakin memberikan kenikmatan yang nggak
bisa dan tidak akanpernah Nani lupakan."
"Nani
rasanya tidak bisa ngelepas nikmatnya Mas nyetubuhin Nani setiap
hari." pintanya dengan mimik memelas seolah memintaku untuk
selalu menyetubuhinya.
Pelukanku
semakin erat malam itu mendekap polosnya tubuh gadisku di atas
ranjang yang entah berapakali telah memberikan pengalaman bercinta
yang terus bergelora. Dan kami benar-benar lunglai hingga sinar
matahari pagi mulai mengintip ke kamarku.
Dan
kenikmatan bersama Nani terus berulang hampir seminggu, kejadian di
rumah kost dengan pengalaman hubungan persetubuhanku dengan gadis
dari kampung itu terus terulang dengan rutin sampai saat kakaknya
datang beserta keluarganya dari kampung. Ini bagai menyiksaku maupun
Nani untuk dapat mengulang kembali gairah kenikmatan bersetubuh yang
sudah demikian biasa kami rasakan bersama. Entah dengan cara
bagaimana dan kapan lagi persetubuhan itu dapat kuulangi lagi, aku
belum tahu. Terasa sekali aku kehilangan dia, Nani gadis dari
kampung. Bila mungkin kuulangi saat-saat indah bersamanya? Sedang
kucari saat yang memungkinkan.
INGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL SILAHKAN TLP KI ANGEN RUSMAN DI NMR ( 085288884345_) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 9X TERBUKTITRIM’S ROO,MX SOBAT
BalasHapusINGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL SILAHKAN TLP KI ANGEN RUSMAN DI NMR ( 085288884345_) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 9X TERBUKTITRIM’S ROO,MX SOBAT
INGIN MERASAKAN KEMENANGAN DI DALAM BERMAIN TOGEL SILAHKAN TLP KI ANGEN RUSMAN DI NMR ( 085288884345_) JIKA INGIN MENGUBAH NASIB KAMI SUDAH 9X TERBUKTITRIM’S ROO,MX SOBAT